KIDUNG CINTA UNTUK PARA SYUHADA LANGITAN


Kidung cinta untuk para syuhada Langitan

Oleh : Moh Kholil Mughofar

Bengawan sedang besar
Meruah ruah
Meluber kanan kiri
Sangat deras mengalir ke hulu
Dengan air coklat dan beberapa sampah kayu yang hanyut
Dan kemarin mereka hanyut dengan membawa serta beberapa saudara kami

Tak mau mereka lepas
Terus mereka bawa hingga kami harus berpisah
Tak bisa nderes bersama lagi seperti hari2 yang lalu

Jumat kemarin beberapa saudara berjanjian
Menyapa akrab sang bengawan tua,
Sahabat karib pesantren kami semenjak dulu
Dan kukira memang ia bengawan yang baik
Selalu menyapa balik kami dengan keindahannya
Membantu kami cepat2 ke seberang
Memberi kami air untuk sesekali berbasuh muka
Juga menghibur kami kala kesedihan berkelimut

Namun jumat kemarin itu kau bawa pergi beberapa saudara kami
Kau rangkul mereka kuat2
Kau bawa mereka bersamamu beberapa saat
Kemudian kau kembalikan pada kami mereka dalam kesyahidan
Entah apa yang engkau mau
Namun kami tak bisa berbuat apa
Selain menuliskan kisah ini untuk beberapa hari kemudian
Berharap dirimu sempat untuk membacanya

Beberapa teman menangis
Ribuan orang bersedih
Jutaan orang mendoa
Mengirimkan irama pengharapan pada sang maha kekasih
Untuk kami yang berkabung
Untuk keluarga yang terkabung
Untuk persambungan cerita baru yang akan terangkai sangat indah
Nampak menggetarkan hati
Selimut hangat berkelebat lalu memeluk erat pesantren kami yang sedang menangis tersedu sedan

Dan akhirnya kau lepas mereka
Menanti bersama untuk kami jemput
Kau hadiahkan kesyahidan yang mulia
Kau tinggalkan oleh2 teristimewa
Kisah2 cinta, keberanian, kasih sayang jua impian yang lalu berterus dalam kekekalan
Kan kami catat semuanya
Lalu kami iringkan dengan lantunan takbir dan tahlil bersama

Wajah mereka berseri
Menyunggingkan sebaris senyum untuk cinta yang tlah teraih
Mereka bacakan untuk kami arti sebuah cita :
Goresan mimpi yang lalu terukir patri di sekitaran dinding asrama
Tertera begitu halus di sepanjang tondakan
Kalimat yang biasa kita temu di pojokan kitab, bahwa ;
"Man yuridillahu khoiron yufaqqihhu fiddin"
Dan kami bawa serta kalimat itu tinggi-tinggi
Menghadap-NYA
Nanti akan kusampaikan juga salam rindu dan pengharapan dari kalian
Teman2 santri yang sepanjang harinya bergelut melalar 1002 nadhom cinta

Jutaan tangan menengadah
Jutaan kepala mendongak
Jutaan lisan basah mendoa
Mengiring keberangkatan syuhada
Menangis tlah habis air mata
Menatap terenyuh dengan ada rasa iri di hati
Oh
Begitu beruntungnya nak dirimu
Bapak yang seolah termuliakan begini
Namun tak tahu kelak akan seperti apa ....
Sedang dirimu nak .... begitu banyaknya yang mengantarmu
Begitu banyaknya yang menangisimu
Begitu banyaknya yang menjadi saksi kesyahidanmu
Bapak ikhlas nak
Bapak bahagia nak
Tersenyumlah selalu
Dan sampaikan salam bapak untuk kekasih2 terpilih yang nanti akan menyambut kedatanganmu
Salam cinta dan rindu
Bapak sayang dan pasti akan sangat merindukamu.

Pp adnan al charish, pagi 9 muharam 1438 H
Bahwa kita semua adalah saudara.

Comments