BAHTSUL MASAIL 1


Oleh : Kang Kholil

Sebenarnya keinginan untuk mengadakan sebuah event bahtsul masail antar kelas madin sudah ada sejak lama, namun karena beberapa hal keinginan ini selalu gagal terwujud, sampai akhirnya bisa terlaksana juga sekitar sebulan yang lalu.
Bertempat di serambi mushola al-adnan dengan diikuti 8 fraksi (1 fraksi terdiri dari 3 peserta) dari 6 kelas mulai 1 mts sampai 3 aliyah. Bahtsu perdana ini di-moderator-i oleh ustadz Shohib. Sebagai perumus hadir Ustadz Sugeng, Ustadz Mujib, Ustadz Latif, Ustadz Jalal dan Ustadz Kholil. Turut meramaikan majlis, seluruh santri putra (seng kebagian tugas nyorak.i peserta yang ngomongnya ngawur).

Rangkaian acara dimulai dengan sesi formalitas yang dipandu Ustadz Latif. Untuk sambutan dewan pembina Bahtsu disampaikan oleh Ustadz Kholil. Ada banyak pesan yang dapat diambil dari sambutan beliau. Di antaranya tentang perlunya membangun kepercayaan diri bagi anak-anak alcha. Rata-rata santri al-charish masih sering merasa kecil hati ketika bertemu dengan santri dari pondok lain yang ‘pesantrennya’ lebih besar, padahal sebenarnya alcha-pun termasuk pondok yang besar meski hanya besar dari segi nama bukan dari kuantitas atau jumlah santrinya. Serta pesan tentang pahala berijtihad, bila salah maka mendapatkan 1 pahala yakni pahala usaha, dan bila benar maka akan mendapatkan dua pahala, satu untuk usaha dan satu lagi untuk kebenaran sehingga dengan dalil ini maka teman-teman santri tidak perlu ragu untuk ikut angkat bicara selama dalam forum bahtsu nanti.

Selesai sambutan, mc menyerahkan jalannya acara kepada bapak moderator. Peraturan dan tata tertib bahtsu dijelaskan dengan singkat. Kemudian berlanjut pada sesi perkenalan untuk tiap fraksi dimulai dari yang paling gerang, kelas 3 aliyah kemudian kelas bawahnya dan bawahnya lagi sampai selesai. Barulah acara inti dimulai;

Dibuka dengan pembacaan deskripsi soal oleh moderator. Ada beberapa pertanyaan yang muncul berkenaan dengan kejelasan deskripsi, dan semua dijawab oleh shohibul as’ilah yakni perwakilan dari kelas 2 mts. Dilanjutkan dengan pembacaan pertanyaan sub A. Lalu tiap fraksi dipersilahkan untuk menyampaikan jawaban mereka. Moderator merumuskan jawaban-jawaban yang sudah masuk untuk sementara. Diteruskan dengan penyampaian ta’bir oleh tiap fraksi sebagai penguat jawaban mereka.

Setelah selesai, ternyata secara garis besar dari sekian banyak fraksi muncul 2 jawaban. Hampir semua menyampaikan jawaban yang sama kecuali kelas 3 aliyah. Mungkin karena enggan untuk memiliki jawaban yang sama dengan adik-adik kelas sehingga mereka memilih jawaban yang beda dari yang lain. Setelah melalui proses saling menguatkan argumen dan saling menge-rod (menyangkal) akhirnya didapat juga jawabannya. Dan semua peserta bahtsu bisa menerima.
Seharusnya ada 2 soal yang siap dibahas, namun hingga acara berakhir tepat jam 12:00 baru 2 sub soal dari soal pertama yang bisa diselesaikan.  Dengan atmosfir yang cukup seru karena selalu terjadi benturan antar peserta. Yang paling vokal adalah fraksi kelas 3 aliyah dan kelas 3 mts. Maklum mereka memang yang paling aktif dalam musyawaroh rutin FOKKUS. Namun bukan berarti yang lain hanya sebagai pajangan saja. Secara keseluruhan, semua ikut angkat bicara baik dari kelas 1 & 2 aliyah maupun fraksi-fraksi dari kelas 1 & 2 mts, termasuk dari kelas 6 ibtida’ yang masih unyu-unyu itu ..... “Meski tidak ikut langsung sebagai peserta” (tapi sebagai saksi hidup dari tragedi mengenaskan yang menjadi bahan as’ilah. NGOMPOL).

Meski acara berjalan dengan lancar dan cukup seru, tapi masih ada beberapa hal yang agak mengecewakan.  Diantaranya kurangnya kedisiplinan para santri.
Walaupun sudah berulang kali diumumkan bahwa dalam kegiatan pondok para santri dilarang tidur tapi masih saja ada yang tetap tidur. Bahkan ada pula yang kembali ke kamar padahal kegiatan belum usai. Maka.... BUGH BUGH BUUUUGH!!!! Dengan sangat terpaksa pak-pak pengurus melakukan ‘kekerasan’. Jadi jangan ada yang protes. OK. Maju terus alcha.Q!!!

Comments