Oleh: Mbak Tuta
“Waktu awal-awal jadi santri itu ...”
Nami kulo Siti Barrotut Taqiyah saking Bojonegoro.
Kalau nama beken kulo yang biasa diperkenalkan oleh bapak; Mbak Tuta. Heee. Dan
berikut adalah sekilas cerita mondokku ...
Tahun 2008 tamat MI saya dikirim ke pondok
Adnan Al Charish. Perasaanku kemudian? Sedih. Merasa tidak punya teman. Pengen mantuk
kangen ibuk (heee). Gak karu-karuan pokoke. Itu berjalan sampai kira-kira satu
tahun. Selama itu aku sering pulang.
Kelas 6 ibtida’ terasa sangat berat karena
faktor belum kerasan. Sampai-sampai pas tamrin karena aku sering mantuk kitabku
bolong-bolong. Akhirnya bapak memintakan keringanan pada panitia (isin aku)
agar aku tetap bisa mengikuti tamrin. Hmm perjuangan orang tua. Untuk kelas
selanjutnya insyaallah baik-baik saja. Saat sudah tamat diniyah rasanya sedih
dan ada rasa kecewa. Kecewa sebab kurang puas sebenarnya. Baru menyesal. Suram
pokoknya. Yah memang penyesalan selalu di akhirkan.
Bapak yang termasuk tenaga pengajar senior di
madrasah diniyah ponpes cukup membuatku mendapatkan perlakuan yang berbeda,
terutama oleh mbak-mbak yang besar. Mungkin sebagai bentuk takdhim mereka
kepada bapak. Namun yang lebih membuatku diperlakukan berbeda oleh
santri-santri yang lain adalah sebab aku adiknya mas yom. Haha ... sama heboh
sebab aku adiknya mas doni, secara mas ku cukup populer waktu itu, apalagi dia
ketua OSIS di madrasah. Heeee
Kalau pengalaman unik selama mondok .... waaah
aku kurang pandai untuk bercerita ya. Sebenarnya ada sih .... namanya mondok
pasti punya pengalaman yang berkesan. Entah yang konyol maupun yang seram.
Hiii. Namun ya itu aku gak bisa cerita. Heee. Ya sudah ... Cukup sekian dulu.
Semoga dari ceritaku ini ada bagian yang dapat diambil manfaatnya. Oke.
Comments