Oleh:
Hammar’92
“Hei kang! Sudah dengar kabar
tentang hantu pocong yang belakangan ini mulai meneror warga kampung?” Pak
Parjo memulai obrolan malam itu. Bersama kang Amin dan kang Majid santri ponpes
al Kholiliy yang kebetulan juga sedang ngopi di warung kang Manto depan pondok.
“Ya… sekedar dengar, Pak. Aku kira
cuma kabar bohong… biar rame saja…” Kang Amin menanggapi santai pertanyaan
orang kampung yang sering diajak tindakan[1]
Abah Yai itu. Memang kyai Kholilketika tindakanselain mengajak santrinya
sendiri juga sering mengajak serta orang kampung yang akrab dengan beliau.
Kang Manto keluar dengan membawa 3
cangkir kopi pesanan ke 3 pelanggannya. “Itu beneran kang!” Lalu dia ikut
nimbrung dalam obrolan itu. “Mbah Dirman yang jualan lontong di perempatan desa
Bangilan melihatnyadengan mata kepalanya sendiri sampai-sampai dia ngompol di
celana!”
“Ah… masa’ to, Kang??”
“wong dia cerita langsung kesaya
kok. Sudah banyak yang jadi saksi!”
“Sampai daerah sini atau tidak,
ya??? Kok lama-lama aku jadi takut…” Pak Parjo bergidik. Soalnya sering juga
Abah Yai memintanya dolan tiap malam Jumat untuk menemani beliau begadang.
“….Biasanya… penampakan seperti
itu sebagai wujud mencari tumbal!” Kang Manto kembali melanjutkan ceramahnya
yang sempat terputus tadi yang membuat Pak Parjo lebih bergidik lagi. Terbayang
olehnya kalau-kalau saat ia dalam perjalanan menuju pesantren, tiba-tiba di
tengah jalan dia dicegat hantu pocong itu… diringkus lalu dinaikkan keatas
dokarnya dan dibawa kedunia si pocong…
“TIDAAAAAKK!!!”
Tanpa sadar Pak Parjo berteriak
histeris. Kang Amin, kang Majid dan kang Manto terkejut luar biasa. Panik.
“Pak?! Pak?! Nyebut, Pak!!! Ada
apa????”
…………………………………..
Kencot, Bonek, dan Bemo, trio
santri al Kholiliy ini bakal menjalankan sebuah proyek BESAR. Persiapannya saja
sudah dimulai sejak tiga minggu yang lalu.
Jamdinding depan kantor
menunjukkan angka 23 : 00, nampak semua santri putra sudah berkumpul mengikuti
kegiatan musyawarah malam jumat, kecuali Kencot` Cs. karena mereka sedang
benar-benar sibuk mempersiapkan semuanya untuk menangkap hantu “POCONG naik DOKAR”.
Ya, sekarang memang lagi
santer-santernya kabar penampakan hantu yang unik ini. Karena itu juga para
penjual mie ayam wa akhowatiha sama nggak berani jualan pas malam jumat.
Seperti yang sudah diceritakan kang Manto kemarin. Jadi geram juga kang Kencot
dan kawan-kawan (karena setiap malam jumat perut mereka kroncongan), dan mereka
bertekad untuk meringkus hantu ini, selain agar orang-orang tidak takut lagi
jualan, juga untuk monkonfirmasi, kenapa dia kok tidak penculat-penculut
seperti teman-temannya yang lain? (benar-benar mencurigakan).
Senar ukuran tanggung mereka
bentangkandi jalan raya depan pondok, tersambung dengan senar yang agak besar
yang menjulur ke atas dan terikat dengan jarring besar yang membentang di
antara empat pohon di kiri dan kanan jalan.
Rencananya nanti saat pocong sudah
muncul kang Kencot yang bersembuni di
semak-semak abah Yai di sebrang barat akan menarik senar tanggung, senar
mengencang dan roda Dokar bakal nyerimpet, sehingga senar itu tertarik, senar
agak besar juga ikut tertarik, lalu jarring yang ada di atas bakal terjatuh dan
meringkus target, kemudian kang Kholil dan kang Bemo yang bersembunyi di
sebrang yang lain akan segera menangkapnya!!!. Ide yang benar-benar brilian!!!
paling tidak begitulah pikiran mereka.
Menangkap hantu memakai perangkap?
Bukan dengan rajah, pusaka ataupun suwuk? Ya biarkan saja… mungkin ketiganya
terinspirasi film Ghostbuster? Yang penting niatnya nolong orang. Itu yang
paling penting… kata Bonek.
Musyawaroh di pondok sudah usai,
berarti sudah satu jam lebih Kencot cs menunggu, namun si pocong tidak kunjung
muncul.Apa sudah merasa kalau ada yang mau ngerjainnya?
“krimpying,,,,,,krimpying,,,,krimpying,,,”
Dari kejauhan terdengar suara
lonceng-lonceng kecil. Keadaan Cuma remang-remang karena Lampu-Lampu jalan umum
saat itu mati.Bonek dan Bemo yang ada di seberang jalan sebelah timur saling
berpandangan. Keringat dingin langsung keluar. Begitu juga kencot yang
bersembunyi di seberang barat. Tangannya gemeteran. Saat suara itu semakin
mendekat, dan tanpa melihat kencot langsung menarik senar yang dari tadi
digenggamnya, senar mengencang lalu menyangkut dan Guzrak!!. . . buk!!
“waaa…!!!” terdengar suara jeritan
Tak mau kehilangan mangsa, Kholil
dan bemo langsung menerjang tanpa mengamati terlebih dahulu apa yang mereka
tangkap.
“gladuk!!” terdengar suara kepala
Kholil membentur benda keras. Mereka raba-raba tangkapan mereka.Kholil dan Bemo
pun berpandang-pandangan.kenapa kecil??!
“siapa ini? kurang asem!!! orang
tua mau kepasar kok di jarring begini????!! dasar ndak punya adab!!! keduanya
segera melompat menjauh. sedang kencot sudah kabur dari tadi.
Ternyata mereka salah sasaran.
Comments