Oleh: Ifadha
“Qing fei de
Yi. La La La La ....”
Kalau yang aku dengar dari teman-teman sih dia
sangat ganteng dan manis pula. Serius??
“Waah ... kamu enggak pernah lihat langsung sih
Na ..” Respon Ifa saat kuceritakan jawabanku waktu Nafi’ dengan begitu hebohnya
mendongeng tentang si pangeran yang masuk pesantren ini “Kamu tahu Vic Zhou
Bintang Meteor garden itu?
Kalah manis Na dengan yang ini ..... hmmmm” Gayanya
Ifa semakin gak karuan.
Tapi kok aku enggak kesetrum sama sekali?
Gimana ya? Biasanya kan kalau ada yang cerita beginian bakal ingin tahu terus
ada manis-manisnya gitu. Tapii ...
“Yang aku dengar sih dia masih keluarga ndalem,
Na” Cerita Mila waktu kami ngantri di kantin Bu Faiz “Ayahnya kang Fauzi itu
masih sepupu dengan Bu Nyai ...”
Ooh ... masih keluarga ndalem to. Pantes,
secara kan gus-gus itu wajahnya memang tampan-tampan ... (yang sedang
kubayangkan adalah Al, El dan Dul heee). Lha wong gus caaah. Pantes saja
semuanya heboh. Aku manggut-manggut memaklumi.
“Kemarin aku bertemu dengan dia!!! Aaaaaa!!!”
Tia histeris.
“Dia siapa??”
“Vic zhou”
Pasti kang Fauzi maksudnya.
“Di mana kamu ketemunya?”
“Di pasar. Waktu itu dia sedang mencari kitab
Tadzkirotul Qortubi bersama temannya. Tapi kami tak berani memandangnya
langsung. Wajahnya bercahaya Na!! Namun ...“ Wajah Tia berubah lesu “Pertemuan
itu membuatku sadar na. Sadar bila aku hanya santri desa. Wajahku tidaklah
cantik. Akupun bukan termasuk pintar. Terlalu menghayal untuk bersanding dengan
seorang Vic Zhou .... Memang seperti ikan yang bermimpi ingin terbang ke
langit. Terlihat bodoh”
“Ya ampun Tia .... tidak boleh begitu. Setiap
orang pasti punya kelebihan yang tak dimiliki oleh yang lain ... jangan patah
semangat begitu to ....”
“Kamu enggak pernah ngeliat langsuh sih Na ...
makanya bisa ngomong begitu” Lalu Tia pergi dengan kepala tertunduk seperti
belum disambang 2 bulan penuh. Kasihan sekali. Hanya karena seorang kang
‘anyaran’?
Liburan maulid!
Setelah menunggu 15 menit, akhirnya angkutan
umumnya kelihatan juga. Ya. Untuk liburan kali ini aku bertekad mau pulang
sendiri. Nambah pengalaman.
Setelah berhenti sebentar di selatan pondok,
mobil biru tua yang sudah cukup usang itupun menghampiriku. Alhamdulillah.
Masih muat satu orang lagi di bangku belakang. Kepulanganku ini benar-benar
diridhoi. Hi hi hi
“Kok tawa-tawa sendiri mbak Chusna?”
Suara cowok. Di sampingku. Aku menoleh. Sangat tampan.
“Siapa ya?” Aku benar-benar tidak kenal.
“Saya Fauzi. Santri baru”
Fauzi???! “Yang masih berhubungan keluarga
dengan Bunyai itu??”
Dia mengangguk.
Ya ampuuun ... masalah dari mana ia mengetahui
namaku sudah tidak penting lagi. Soalnya wajahnya itu manis bangeeeet (lebay).
Kalau yang seperti ini sih bukan Vic Zhou lagi. Tapi semua F4 dijadikan satu.
Jadi pengen nyanyiin lagu Qing fei de Yi. La La La La ....
“Sedang nyanyi mbak?”
Eh?? Hi hi jadi malu./Faa.
PP. ADNAN AL CHARISH NGUMPAKDALEM DANDER BOJONEGORO
Comments