Edelwis (Kidung Katresnanan Tentang Pengharapan Siswi Kelas 2 Aliyah Banat Al Musthofa 2016/17)



Kelas 2 Aliyah Banat 2016/17


Fajar masih meringkuk kedinginan saat dua tiga santri melangkahkan kaki mereka
Menembus bisikan angin kemarau agar bisa menyapa sang kekasih
Beberapa kali rukuk dan sujud
Hanya sedang mencoba merayu dan bila boleh meminta sesuatu
Mereka pun meringkuk kedinginan pula
Sama seperti sang fajar
Hanya saja bagi mereka, matahari bukanlah segalanya
Meski tanpa cahaya mereka tetap bisa membaca surat balasan dari sang kekasih
Jawaban dari untaian bait–bait rindu seorang santri yang berharap mendapat setetes dua tetes ilmu

Berkaca-kaca dua tiga anak itu membacanya;
“Man Yuridillahu Khoiron Yufaqqihhu Fid Din”






(1)
Nama : St. Khoirul Ummah
(Irul)


Alfiyah Ibnu Malik kitab karya Imam Abdullah Jamaluddin Muhammad bin Abdullah bin Malik ini sudah tak asing lagi bagi kami para santri. Hampir seluruh pesantren menyertakan alfiyah sebagai pelajaran wajib bagi santrinya. Termasuk pesantren yang kuhuni saat ini, PP. Adnan Al Charish.
Di Adnan Al Charish sendiri, kitab yang membahas tentang kaidah-kaidah ilmu nahwu-sharaf ini mulai diajarkan saat santri berada di kelas 1 aliyah dan diselesaikan di kelas 2 aliyah.
Adalah hal yang wajar bila seorang pelajar mengalami kesuitan di masa awal mereka mempelajari sesuatu yang baru. Saat pertama kali dikenalkan kitab mandhumah yang berisi 1002 bait berirama rojaz ini akupun juga mengalami beberapa kesulitan. Beberapa keterangan dijelaskan berbeda dari kitab yang sudah kupelajari sebelumnya. Lebih lagi saat menghafalnya. Mungkin disebabkan kata-kata dalam nadham alfiyah ini lebih rumit dari ndahom-nadhom yang pernah kuhafal sebelumnya. 
Dan inilah yang kemudian membuatku mengerti kenapa pelajaran alfiyah ditempatkan di kelas ulya. Karena tingkat kesulitannya melebihi dari yang lain. Namun begitu, aku harus tetap berusaha dan terus mencoba untuk bisa memecahkan kesulitan yang kuhadapi. Karena aku yakin, tak ada batu yang tak berlubang bila terus ditetesi air



.......................................................
(2)
Nama        : Novia Lailatur Rosyida
(Ela)


Sebelum mempelajari dan menghafal alfiyah, yang ada di pikiran saya adalah sebuah pertanyaan : “Apakah bisa ... saya menghafal 1002 nadhom sampai khatam? Dan pastinya itu banyak cobaannya” (pernah dengar nggak kalau mayoritas cobane cah seng lagi menghafalkan alfiyah adalah godaan dari lawan jenis? Uhuui).
Di tahun pertama, ada suka duka yang kurasakan. Sukanya; Semangat berangkat diniyah sebab bisa bertemu dengan teman-teman senasib seperjuangan dan juga bisa bertemu dengan bapak mustahiq. Semangat menghafal alfiyah. Sedang dukanya; Wah saya suka ngantukan, bapak. Sulit untuk memahami nahwunya alfiyah.
Setelah lewat satu tahun, dan saat ini sudah di kelas 2 aliyah, bagian suka yang saya rasakan adalah ... saya jadi merasa bangga tahun ini bisa ikut serta dalam kepengurusan FOKKUS (yeee), meskipun masih belum maksimal dalam melaksanakan tugas (huuu).
Tapi ada sedihnya juga, karena pasti kesibukan saya akan bertambah, apalagi saat ini saya  sudah kelas 3 MA Abu Darrin yang sebentar lagi akan banyak sekali tugas-tugas menjelan ujian.
Bagian dukanya; Kalau menghafalkan semakin sulit, pak. Soalnya lafadznya semakin susah-susah. Sekarang hafalan saya sampai باب ما لا ينصرف  . Harapan saya kedepan, semoga menjadi lebih baik. Semoga bisa khatam dan semoga pula kelas 3 besok mustahiqnya tetep njenengan. Sepuntene engkang katah nek kulo gadah salah. Kadang nek diucal kok guyon terus, nggak memperhatikan, saya meminta maaf yang sebesar-besarnya


........................................................



(3)
Nama        : Himmatun Isro’i
(Isro’i)


Karena alfiyah adalah pelajaran dan hafalan tingkat atas yakni tingkat aliyah, dalam pikiran saya dulu pelajaran dan hafalannya memang yang paling sulit. Tapi, pak ... dulu aku tidak pernah membayangkan tentang alfiyah, karena dulu itu aku sudah ingin pulang setelah khatam imrithi. Hee ... (jujur banget ya).
Saat awal-awal itu masih semangat-semangatnya belajar dan menghafal, pak. Meskipun hafalane iseh koyo wong ngejah nadhom tapi kan semangat, pak. Kancane akeh.
Setelah satu tahun, wah kemarin baru dapat setengah tahun aku pulang e, pak. Terus suka duka yang seperti apa yang harus aku tulis di sini? Setelah satu tahun, pelajaran dan hafalanku tertinggal jauh sekali. Kalau ditanya semangat, semangatku sangat rapuh, pak (hiks). Tambalan dan hafalan yang tertinggal membuatku malas (hiks-hiks).
Kalau dibilang malu, aku sangat malu, pak. Tapi setelah tahu masih ada salah satu temanku yang ternyata hafalannya juga masih tertinggal (ups), jadi sedikit semangat lagi (hee). Suka dukaku yo iku, pak.
Hahaha ... hafalanku ngguri dewe pak. Bab النائب الفاعل . Harapane, khatam alfiyah pak. Koyo do’ane pak Kholil pas ape salam. Khatam alhamdulillah, mboten khatam wasyukurillah.
(Pak, nek maknani ojo cepet-cepet nggeh). Ngapuntene nggeh, pak.


.......................................................

(4)
Nama        : Eka Nur Lutfiatul Muasaroh
(Shasha)


Bayanganku tentang alfiyah dulu itu sangatlah sulit. Karena sudah maklum di ponpes kita ini alfiyah termasuk nahwu yang tertinggi sebab dipelajari di tingkat aliyah, dan dilihat dari jumlah nadhomnya saja rasanya sudah menakutkan (serem ding). Karena yang dulunya ketika belajar imrithi nadhomnya hanya 250 dan 4 penutup, dan sekarang harus menghadapi 1000 dan 2 penutup. Pokoknya ada rasa khawatir dan takut. (Tapi itu dulu).
Waktu awal-awal belajar alfiyah, yang aku rasakan adalah SUKA. Sebab tanpa terasa sudah diniyah tingkat aliyah, dan sangat semangat untuk menghafal karena aku pikir ini termasuk sebuah tantangan. Pokoknya aku senang saat memulai belajar dan menghafal alfiyah.
Setelah melewati tahun pertama, yang kurasakan tidak suka juga tidak duka. Rasanya biasa-biasa saja. Tapi terkadang memang sih banyak keluhan yang terasa, sebab lafadz dalam nadhom-nadhom alfiyah semakin sulit, sehingga terkadang rasa putus asa hinggap pada diriku. Apalagi saat mood tidak mendukung.
Dan kadang juga ada rasa greget di hati untuk semangat menghafal karena sudah merasa tertinggal jauh dengan teman-teman. Tapi greget itu ada dan datang saat ada orang yang menyemangatiku. Intinya yang kurasakan adalah HAMPA dan kurang adanya semangat, baik dari dalam diri ataupun semangat orang lain. Dan yang pasti semangat itu harus hadir dari seseorang yang sangat berpengaruh dalam kehidupanku (cieee).
Hafalanku saat ini sampai pada bab عطف . Harapanku kedepan, ingin khatam alfiyah saat masih kelas 2 aliyah ini. Dan ingin mengkhatamkan diniyah selagi tidak ada udzur shohih yang pasti. Bantu do’anya yha, pak. Do’a bapak juga sangat diperlukan lho ...


.......................................................

(5)
Nama        : Diyah Evi Nuraeni
(Evi)


Bayanganku ialah ...
Yang pertama, ALFIYAH merupakan sebuah tantangan yang sangat menantang. Yang kedua, ALFIYAH itu menakutkan karena baru mendengar 1002 nadhom saja rasanya sudah pengen kabur (Aaaa). Tapi yang ketiga ialah; ALFIYAH itu KEREN, karena yang saya dengar buanyak sekali hambatan-hambatan pada saat kita menghafalkannya dan saya ingin membuktikannya.
Saat tahun pertama ... suka duka saya yaitu;
Ø Untuk nadhom awal-awalan saya sangat semangat untuk menghafalnya. Saya sering membacanya berulang-ulang untuk saya lalar kembali sehingga untuk nadhom yang awal-awal itu saya masih ingat.
Ø Tapi lama-kelamaan setelah saya sudah menambah hafalan, kok saya mulai malas. Mungkin karena lebih mementingkan aktifitas lain yang saya lakukan sehari-hari. Saya tahu itu salah. Kalau sudah malas, saya hanya akan memegang majmuatnya.
Setelah berjalan 1 tahun, kalau suka sih apa ya? Setelah satu tahun menghafal ALFIYAH, saya merasakan; “Kok masih kurang banyak ya hafalan saya?”. Itu membuatku sedih (cup cup cuup).
Hafalan saya sampai bab نعم وبئس وما جارى مجراهما . Harapan saya, semoga bisa menggapai nadhom ALFIYAH yang terakhir sebelum kelas 3 aliyah. Amin.


.......................................................

(6)
Nama        : Nur Aini Rokhmah
(Eni kecil)


Bayanganku sebelum mulai mempelajari ALFIYAH, saya pikir alfiyah adalah pelajaran yang sangat sulit untuk difahami, dan sampai saat inipun memang masih sangat sulit untuk saya fahami. Dan untuk menghafalkannya pun sulit. Kata-katanya susah dinadhomkan atau dihafalkan.
Yang aku rasakan ... Aku mulai belajar mengenal alfiyah. Awal-awal belajar dan menghafalnya penuh dengan mencoba menghadapi rintangan dan masalah (lagi melakukan perjalanan ke barat mencari kitab suci :D). Terutama masalah MALES. Masalah MALES ini pada awal-awal menghafal bisa saya terjang, dan bangga kaleh mustahiq e kulo.
Setelah berjalan 1 tahun, rasa males semakin membebaniku. Sampai saat inipun rasa males dan masalah-masalah lainnya terus membebaniku. Tapi aku mencoba melawannya. Dan sukanya ialah sedikit demi sedikit aku mulai mengerti tentang ALFIYAH walau kadang lupa.
Ngapunten, pak ... hafalan kulo nembe sampek bab التنازع فى العمل . Harapanku kedepan ingin menghatamkan ALFIYAH di kelas 2 aliyah ini. Tapi .... bisa nggak ya?
NB: Ngapunten e pak kulo nek gadah salah kaleh njenengan, nek kulo mboten gadah salah nggeh kulo nyuwun ngapunten ingkang sak katah-katahipun.


 .......................................................

(7)
Nama        : Lailatul Fitria
(Lala besar)


Dulu bayanganku tentang alfiyah adalah: Sesuatu yang sangat sulit dihafalkan. Mendengar dari mbak-mbak katanya sulit dihafal karena lafadznya susah-susah, jadi tidak yakin untuk bisa menghafalnya.
Awal menghafal alfiyah, sukanya; suatu kebanggaan bisa menghafalnya. Hingga 5-10 bait pertama saya hafalkan terus sampai hafal (ada banyak kata hafal kan ... hayo sudah berapa kata?). Dukanya, kadang malas karena lafadz dalam alfiyah susah.
Setelah 1 tahun menghafal alfiyah, sukanya sedikit-sedikit bangga karena bisa mencapai yang diinginkan meski tidak sempurna. Dukanya, susah masuk jika diajar alfiyah, diterangkan susah masuknya. Saat menghafal rasane kudu nutup majmuke boten ngafalne neh.
Saya baru sampai باب عطف نسق . Harapan kedepan bisa khatam alfiyah. Itu harapan saya. Tapi mungkin tidak bisa karena kesibukan yang terpaksa harus tidak menghafal.
NB : 1 atau 2 bait tetep setoran. Ngapuntene mengecewakan “jarang setoran”.


.......................................................

(8)
Nama        : Arina Mufida
(Rina)


Bayanganku dulu alfiyah itu kebanyakan plus ruwet kata-katanya. Jadinya agak males. Tapi seiringnya waktu berjalan, setelah dibaca bolak-balik sudah enggak ruwet. Wes iso ... (hehe).
Awal-awal belajar dan menghafal emang semangat karena nadhomnya yang awal-awal gampang dihafal seperti nadhom 1 sampai 7. Kalau dukanya, pas awal-awalan hampir gak ada.
Pas sudah berjalan 1 tahun belajar alfiyah, hampir merosot karena sudah jarang bisa ikut takror jadi jarang ikut setoran. Kalaupun setoran mesti “ndadak”, makanya setorannya istiqomah 5 terus. Uuuh ... itu dukanya. Kalau sukanya, ondok semakin semangat diniyah ketemu teman-teman tercinta. Haghaghag (emoji ngguyu ungis-ingis).
Maaf pak hafalanku baru sampai bab المضاف الى ياء المتكلم . Harapanku kedepan, aku bisa khatam dan kembali nglanjrat, tapi kayaknya berat banget.


 .......................................................
(9)
Nama        : Ma’rifatus Sholikah
(Likah)


Bayangan saya : Sebelum menghafalkan alfiyah, menurut saya alfiyah itu sangatlah sulit dihafal san saya hampir putus asa. Tetapi saat saya sudah memulai untuk menghafalkan itu tidak seperti yang saya pikirkan dulu. Dan alhamdulillah sayapun bisa menghafalkannya sampai sekarang walaupun tiu jarang-jarang saya menghafalkannya (banyak sekali kan kata ‘menghafalkan’ di paragraf ini).
Di tahun pertama, sukanya begini ... saya bangga terhadap diri saya sendiri karena bisa menghafalkan alfiyah walaupun hafalan saya belum sampai jauh seperti teman-teman. Dan di saat diterangkan alhamdulillah lumayan faham meskipun sedikit-sedikit. Kalau dukanya begini, saya sangat mualas untuk menghafalkan, apalagi kalau sudah terlanjur malas maka hafalannya itu tidak masuk-masuk. Sangat susah.
Saat sudah di tahun kedua ini, suka dukanya alhamdulillah saya mendapatkan pelajaran banyak dari alfiyah itu dan memberi manfaat untuk saya. Dan saya berterimakasih kepada bapak yang telah memberi suport/semangat untuk anak-anak agar selalu giat untuk menghafalkan.
 Hafalan saya baru sampai اشتغال . Meskipun sedikit tapi saya yakin insyaallah tahun depan bisa mengkhatamkannya, tapi itu kalau tidak malas. Hehe.
Harapan saya, saya ingin tidak akan pernah melupakan bapak yang telah memberikan semangat untuk anak-anaknya. Dan saya juga ingin menjadi lebih baik lagi dari pada yang kemarin.


 .......................................................
(10)
Nama        : Ida Sholihatin
(Ida)


Bayanganku tentang ALFIYAH adalah : “Aku takut kalau tidak bisa menghafal dan mempelajari karena tahu jumlah nadhomnya 1002 bait. Tapi itu sebelum mencoba. Insyaallah kalau sudah mencoba pasti bisa”.
Pada awal-awal, yang pertama kurasakan itu suka karena lafadz-lafadz yang dihafalkan masih mudah, dan dengan lafadz seterusnya aku mulai merasa kesusahan. Tapi sebenarnya tidak susah kalau sering dibaca dan dipelajari.
Masuk di tahun kedua ini, aku merasa senang sebab nggak terasa sedikit demi sedikit aku bisa menghafalkan nadhom ALFIYAH walaupun belum sampai jauh dan kadangpun lancar kadang tidak (heee ... piece!). Sedang dukanya, aku sedih ketika diterangkan selama 1 tahun kemarin tidak ada yang kufahami. “Aku harus bagaimana?” (Aaaaaa).
Hafalanku sampai bab المفعول المطلق . Harapanku kedepan kalau bisa insyaallah aku bisa khatam walaupun kurang faham tentang penjelasan ALFIYAH. (Insyaallah aku pasti bisa).
“Tetap semangat”


 .......................................................

(11)
Nama        : Himmatul Fitriyah
(Fitri)


Alfiyah adalah kitab yang luar biasa. Saat itu aku berpikir akan sangat keren jika aku bisa mempelajarinya dan bahkan menguasainya. Kalau tentang ‘menghafalnya’ aku tidak yakin bisa seluruhnya, karena 1002 itu bukan angka yang sedikit. Namun meski begitu aku ingin bisa menghafalnya di luar kepala.
Saat tahun pertama hampir semua terisi oleh suka. Tahun pertama masih semangat, pak dan alhamdulillah tidak terlalu keberatan. Hanya saja keluhannya satu, pak. Sering gak konsen karena terganggu kantuk. Sebenarnya keterangan dari njenengan alhamdulillah mudah diterima.
Tahun kedua, wah .... semakin lama semakin sulit. Lafadz-lafadznya asing, ribet di lidah. Bab-babnya pun semakin sulit, banyak cabang-cabangnya. Kadang ada rasa malas menghafal karena tertinggal jauh. Haha .... (ketawa). Kalau di kelas kadang juga malas belajar sebab selama 1 tahun ini merasa belum dapat apa-apa (putus asa, pak).
Hafalan saya sampai bab ندبة .
Harapan saya :
Ø Semoga semua (teman-teman) bisa lebih semangat.Terutama hafalan. Supaya semangatku terpompa & bisa istiqomah.
Ø Terus semua bisa memahami keseluruhan alfiyah. Belajar di kelas tambah lancar.
Ø Bapak wali kelasnya bisa bersabar menghadapi tingkah (menjengkelkan) nya kita.
Ø Semoga semua khatam alfiyahnya. Amiin ..


 .......................................................

(12)
Nama        : Nasikhatul Khoiriyah
(Khoir)


Bayanganku sebelum mulai belajar ... ALFIYAH itu penjelasannya lebih ruwet dari kitab-kitab nahwu yang sudah pernah saya pelajari dan banyak pula penjelasan-penjelasan yang belum ada di kitab-kitab nahwu sebelumnya.
Saat awal-awal belajar semangat karena belum ada kendala apapun. Setelah itu sebulan dua bulan semangatnya sudah mulai kendor. Apalagi kalau udah banyak tugas yang menumpuk. Hadeeh ... malah alfiyah sering dinomor duakan (maap). Kalau hafalan lagi semangat yaa setiap hari menghafalkan. Tapi kalau lagi sumpek ya beberapa hari nggak pernah hafalan.
Suka dukanya ... Dukanya : Lafadz-lafadz yang ada di kitab alfiyah susah dihafal. Senengnya : menambah ilmu untuk saya (rodok GJ).
Hafalan kulo dugi bab الاضافة . hee
Harapan kulo, 1). Seperti doa bapak yang sering diucapkan “Mugi-mugi khatam kabeh alfiyah e”.  2). Pengen hafalan 5 keatas.  3). Mugi-mugi bermanfaat,
Terimakasih.


 .......................................................
 
(13)
Nama        : Binti Mufida
(Fida)


Sebelum menginjak ketingkat paling atas di madinku ini, aku pernah mendengar sebuah cerita dari atasanku; “Ketika seorang memasuki alfiyah maka sebuah cobaan akan hadir menghampirinya”. Padahal dulu aku mengira bahwa mempelajari alfiyah dan menghafalnya itu sama halnya imrithi eh ternyata aku salah!!!
Awalnya aku begitu semangat belajar dan menghafalkannya walaupun toh lafadz dalam nadhomnya itu terkesan lebih rumit. Tapi ternyata belum berjalan separonya dan bahkan baru seperempatnya aku mulai berhenti di sebuah titik. Sebuah titik yang hampir membuatku putus asa. Namun ku mencoba bangkit kembali walaupun tak seperti awalnya. Teringat sebuah kalimat yang terdapat pada kitab Ta’limul Muta’allim;
“Kesungguhan itu dapat mendekatkan sesuatu yang jauh dan bisa membuka pintu yang terkunci”.
Setelah 1 tahun berjalan percaya gak percaya cerita mbak-mbak atasanku itu seperti fakta. Perlahan-lahan aku mulai merasakannya. Dan kini aku mulai bangkit kembali di saat aku melihat 2 senyuman yang tulus. Begitu tulus yang mungkin sebelumnya tak pernah kulihat. Bukan senyum biasa. Semangat!!!
Hafalanku baru sampek الاستثناء . Meskipun grotal-gratul ra karuan, aku tetap yakin dan berharap bisa khatam alfiyah. Entah kapan??? Harapan kedua, setelah khatam nanti aku ingin Ibnu Malik hadir dalam mimpiku.


.......................................................

(14)
Nama        : Qurrotul Ainiyah
(Eni besar)


Pikiranku, Alfiyah akan lebih sulit untuk menghafal dan mempelajarinya. Wong imrithi ae sampun bingung kok pak (hee).
Seneng bila berkumpul dan bercanda sama teman-teman. Merasa sedih karena belum bisa faham-faham, pak. Ngapuntene nggeh. Tapi sebisa mungkin aku memperhatikan setiap guru menerangkan walaupun itu belum faham. Masalah hafalan, jujur saat ini agak terganggu pak hafalane, tapi akan tetap terus bersemangat untuk menghafalkan.
Setelah berjalan 1 tahun apa yang kurasakan? Sedih, pak karena selama 1 tahun ini belum mengerti. Terus hafalan semakin gak karuan, lafadznya rumit. Susah untuk bisa bersemangat menghafalkan seperti dulu.
Hafalanku sampai bab التمييز . harapanku, bisa mengkhatamkan alfiyah dan bisa mengerti tentang pelajarannya. Semoga diberi kemudahan. Amin. Dan semoga pula bisa mendapat berkahnya ibnu malik (amin lagi).



.......................................................

(15)
Nama        : Zulfa Rohmatin
(Ulfa)


Sebelum mulai menghafalkan, bagiku alfiyah itu sulit dan saya ragu untuk menghafalkannya. Saya berpikir, apakah saya bisa menghafal dan mengkhatamkannya?
Tahun pertama sangat senang karena semangatku sangat kuat untuk belajar dan menghafalkan. Namun selanjutnya aku berpikir begini; apakah semangatku akan berlanjut sampai khatam setelah saya tahu bahwa alfiyah itu ternyata benar-benar sulit (bagi saya lo ki).
Saat ini saya merasa bahagia setelah sadar alfiyahku udah berjalan 1 tahun. Itu berarti tinggal 2 langkah atau 2 tahun lagi tersisa. Tapi aku merasa sedikit sedih karena selama satu tahun ini aku tidak bisa belajar dan menghafal sesuai dengan yang kuinginkan.
Hafalan saya sampai اعمال اسم الفاعل . Walau hafalan baru sedikit yang kudapatkan tapi aku tidak akan pernah menyerah. Aku akan terus semangat dan akan kubuat semangat itu datang.



.......................................................

(16)
Nama        : Lailatul Maghfiroh
(Lala kecil)


Bayanganku tentang ALFIYAH sebelum mulai mempelajarinya ... Waaaaaahh! Rasanya nggak mungkin menghafal seribu dua nadhom/bait! Itu otak manusia atau otak apa sich? Tapi nyatanya ada yang berhasil selesai. Congratulation deh pokoknya buat yang berhasil-berhasil (lope lope).
Tahun pertama rasanya susah-susah gimana .... dan juga bikin greget. Dari yang dulunya baitnya sedikit-sedikit (dari nadhom Al-Imrithi), sedakarng tambah susah, banyak/panjang nadhomnya dan rasanya waktu mau ngafalin banyak banget godaannya. Mulai dari ngantuk, dijailin, diajak main .... dan .... masalah mental (hati) //cieeee. Tahun kedua rasanya aku senang .... karena aku bisa melewati rintangan (meski belum khatam) yang bagi mereka adik-adik kelas itu merupakan hal yang menyulitkan, ngebetein dll bagi mereka (itu : suatu hafalan, apalagi ALFIYAH 1002 nadhom, bro!!!). Tapi setelah 1 tahun akhirnya rasa kepoku terjawab tentang alfiyah. Sama nggak dengan apa yang mereka-mereka katakan? .... Ternyata tidak .... Tapi lebih amazing lagi dan penuh miracle juga!!! (hadeeeeeh)
Saya sudah sampai bab ظن واخواتها  hehe.... Masih berat pak rasanya mau bukak majmuk .... #kesuen nk umah, hahay.
Harapannya; semoga saya dan teman-teman atau adik-adik kelas lebih bisa menggiatkan rasa keinginannya untuk menghafal dan mempelajari kak Al .... karena saya lihat dan rasakan sudah mulai kendor banget (bukan kendor lagi tapi sepertinya tidak mau lagi ngafalin). Usul saya buat bapak wali kelas (maaf lancang) kalau diterima, kalau tidak gak papa; 
“ALFIYAH menjadi acuan seorang santri naik kelas atau tidak, dan misalnya kalau kelas 1 mereka harus sudag ngafalin sampai nadhom berapa gitu .... dan kalau akhir pelajaran alfiyah mereka harus menghafal nadhom 1-1002 bolak-balik, misalnyaaa. Biar rasa tanggung jawab mereka tumbuh dan biar nantinya mereka memiliki suatu hal kecil yang bisa dibanggakan dirinya sendiri, yaitu “Saya loh pernah khatam 1002 nadhom bait ALFIYAH!” (sambil cengar-cengir dan yang denger waah hebat –‘pengen seperti dia’--) hahaha ups!”
#Mugo-mugo kabeh khatam alfiyah e .... amieen. Tetap semangat and strong .... hohoho ... :D


Allah telah memberi kita masing-masing tubuh yang sama
Mata yang sama
Telinga yang sama
Mulut yang sama
Pun yang lainpun sama
Lalu mengapa ada yang merasa berbeda?
Apakah ia meragu dengan pemberian dari-Nya?
Apakah ia meragu dengan keadilan-Nya?

“Jikalau memang sama lalu mengapa ada yang berbeda?”

Sebab dirimulah yang membuatnya berbeda
Kau sengaja melakukannya
Kau tak kunjung mau melangkah
Malah menunggu orang lain
Bahkan menyalahkan yang lain
Mengapa?`

“Sebab aku lemah...”

Sebab kau melemahkan dirimu sendiri
Ingatlah ...
Ada yang sedang menantimu di suatu tempat
Dan jangan sekalipun kamu berani mengecewakan dia!

10:05, Ahad 12 Pebruari 2017














Comments