Posts

Showing posts from July, 2025

Piala untuk Ummi dan Abah

Image
  Piala untuk Ummi dan Abah Ulfa Ulul Haslinda (Siswa SMP. Plus Maulana Malik Ibrahim Bojonegoro)   Ulfa Hidayati bangun sebelum adzan subuh berkumandang. Ia selalu menjadi yang pertama terjaga di kamar asrama yang dihuni dua belas santri putri. Dengan gerakan cepat namun tenang agar tidak mengganggu teman-temannya, Ulfa mengambil wudhu dan kemudian duduk di sudut kamar, membuka mushaf Al-Quran dan mulai membaca dalam cahaya redup lampu meja. Pagi itu, seperti pagi-pagi sebelumnya, pikiran Ulfa dipenuhi bayangan kedua orangtuanya. Abah yang bekerja sebagai buruh tani dan Ummi yang menjahit baju untuk tetangga desa. Mereka telah mengorbankan banyak hal agar Ulfa bisa belajar di Pesantren Darul Hikmah, salah satu pesantren terbaik di kabupaten mereka. "Aku harus membuat mereka bangga," bisik Ulfa pada dirinya sendiri saat menutup mushaf setelah membaca satu juz. "Harus." *** "Eh, lihat! Ada pengumuman lomba baru!" seru Nabila, sahabat Ulfa, sam...

Pilihan Hati Santri Putri

Image
Pilihan Hati Santri Putri Mu’izzatin Nufus Bidzikrillah (Siswa SMP. Plus Maulana Malik Ibrahim Bojonegoro)   Di sebuah pesantren yang tenang di pinggiran kota, Izzatin Nufus atau yang biasa disapa Izzy adalah sosok santri teladan. Putri dari Kyai Hasan, ustadz senior yang sangat dihormati di pesantren tersebut, Izzy dikenal dengan kecerdasannya dalam mengkaji kitab kuning dan suara merdunya saat melantunkan shalawat. Sore itu, seusai mengajar di madrasah, Izzy dipanggil ke rumah Kyai Maksum, pengasuh utama pesantren. Dengan langkah ringan, ia berjalan melewati koridor pesantren yang dihiasi ukiran kayu jati khas Jawa. "Assalamu'alaikum," ucap Izzy lembut sambil mengetuk pintu. "Wa'alaikumsalam, Nak. Masuklah," jawab suara berwibawa dari dalam. Di ruang tamu sederhana namun nyaman itu, Kyai Maksum duduk bersama istrinya, Nyai Hanifah. Mereka menyambut Izzy dengan senyum hangat. "Duduklah, Izzy," kata Kyai Maksum. "Ada hal pentin...

Petunjuk dari Mimpi

Image
  Petunjuk dari Mimpi Rado Satrya Putra (Siswa SMP. Plus Maulana Malik Ibrahim Bojonegoro) Sinar mentari pagi menerobos celah jendela kayu asrama putra Pesantren Maulana Malik Ibrahim. Derap langkah santri yang bergegas menuju kamar mandi untuk berwudhu terdengar riuh. Jam dinding menunjukkan pukul 04.15, waktu yang biasa bagi para santri untuk bangun, kecuali satu orang. Rado masih terbaring di kasurnya, matanya terpejam rapat. Tubuhnya sesekali bergerak gelisah, bibirnya menggumamkan kata-kata yang tak jelas. "Rado! Bangun!" Farel mengguncang tubuh Rado, meski ia sendiri masih setengah mengantuk. "Sebentar lagi Kang Emi keliling. Kamu mau kena hukuman lagi?" Tak ada respons. "Rado!" Farel mengguncang lebih keras. Rado tersentak bangun dengan napas terengah. Matanya terbuka lebar, seperti orang yang baru melihat sesuatu yang luar biasa. "Farel! Aku melihatnya! Aku melihatnya!" seru Rado bersemangat. Farel menghela napas. "...