Terjemah Nasoihul Ibad: Bab 1
Terjemah Nasoihul Ibad: Bab 1
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha
Penyayang.
الْحَمْدُ لِلَّهِ
الَّذِى جَعَلَ الْعِلْمَ أَرْفَعَ الصِّفَاتِ الْكَمَالِيَّةِ وَأَشْهَدُ أَنْ
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ الَّذِى خَصَّ مَنْ شَاءَ
مِنْ عِبَادِهِ بِالْمَآثِرِ الْحِكَمِيَّةِ ،
Segala puji hanya milik Allah yang telah melimpahkan
ilmu dengan sifat-sifat yang paling tinggi dan sempurna. Aku bersaksi bahwa
tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah yang Maha Esa, tidak ada
sekutu bagi-Nya. Allah telah menganugerahi beberapa hamba-Nya dengan penguasaan
ilmu hikmah.
وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الَّذِى خَصَّهُ اللَّهُ تَعَالَى بِجَمِيعِ
كَمَالَاتِ الْعُبُودِيَّةِ
Aku juga bersaksi bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad SAW
adalah hamba dan utusan-Nya, yang Allah muliakan dengan segala kesempurnaan.
وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الَّذِى مَلَأَ اللَّهُ تَعَالَى قَلْبَهُ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ جَلَالِهِ الْأَعْلَى جَلَّ وَعَلَا ،
Semoga Allah melimpahkan rahmat yang lebih banyak
kepada pemimpin kita, Nabi Muhammad SAW, yang telah Allah isi hatinya dengan
sebagian keagungan, kebesaran dan keluhuran-Nya.
وَعَيَّنَهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ مِنْ جَمَالِهِ الْأَسْنَى فَصَارَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
مَسْرُورًا مَنْصُورًا وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالسَّالِكِينَ عَلَى
نَهْجِهِ فَنَالُوْا خَيْرًا وَافِرًا.
Dan Allah telah menganugerahi Nabi Muhammad SAW dengan sebagian
keindahan Allah yang sangat luhur, sehingga beliau menjadi seorang Nabi yang
dicintai dan selalu mendapat pertolongan. Semoga dilimpahkan pula shalawat dan
salam kepada keluarganya, para sahabatnya, dan semua orang yang mengikuti jejak
Nabi Muhammad SAW, sehingga mereka mendapatkan banyak kebaikan.
أَمَّا
بَعْدُ: فَيَقُولُ الْمُرْتَجِى غُفْرَ الْمَسَاوِى مُحَمَّدٌ نَوَوِى بْنُ عُمَرُ
الْجَاوِيُّ : هَذَا شَرْحٌ وَضَعْتُهُ عَلَى الْكِتَابِ الْمُشْتَمِلِ عَلَى
الْمَوَاعِظِ لِلْعَلَّامَةِ الْحَافِظِ الشَّيْخِ شِهَابِ الدِّينِ أَحْمَدَ بْنِ
عَلِيِّ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ أَحْمَدَ الشَّافِعِيِّ الشَّهِيرِ بِابْنِ حَجَرٍ
الْعَسْقَلَانِيِّ ثُمَّ الْمِصْرِيِّ تَغَمَّدَهُ اللَّهُ تَعَالَى بِرَحْمَتِهِ
آمِينَ وَسَمَّيَتُهُ : نَصَائِحَ الْعِبَادِ فِى بَيَانِ أَلْفَاظٍ مُنَبِّهَاتٍ
عَلَى الْإِسْتِعْدَادِ لِيَوْمِ الْمَعَادِ وَأَسْأَلُ اللَّهَ الْكَرِيمَ أَنْ
يَنْفَعَ بِهِ الْمُسْلِمِينَ، وَأَنْ يَجْعَلَهُ ذَخِيرَةً إِلَى يَوْمِ الدِّينِ
آمِينَ.
Setelah mengucapkan basmallah, tahmid, dan shalawat, Kemudian berkata
orang yang senantiasa mengharap diampuninya dosa dosa Muhammad Nawawi bin Umar,
seorang penduduk Jawa asal Banten : Kitab ini adalah penjelasan yang saya
karang untuk mensyarahi sebuah kitab yang berisi nasehat nasehat milik
seorang alim yang hafal ribuan hadits syekh Sihabuddin Ahmad bin Ahmad As
Syafi'i yang terkenal dengan nama Ibnu Hajar Al Asqalany kemudian Al Mishri,
Semoga memenuhinya Allah Ta'ala dengan rahmat Allah Aamiin. Aku beri nama kitab
ini: Nashaihul Ibad, dalam menerangkan lafadz-lafadz yang mengingatkan supaya
bersiap-siap untuk menghadapi hari akhirat. Dan saya memohon kepada Allah yang
Maha Pemurah, agar Allah memberi kemanfaatan melalui kitab ini kepada umat
Muslim dan semoga Allah menjadikannya sebagai tabungan pahala sampai hari
kiamat. Amin.
(بِسْمِ
اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ) وَتُسَنُّ
عِنْدَ ابْتِدَاءِ كُلِّ أُمُورٍ غَيْرِ مُحَقَّرَاتٍ، فَإِنْ تَرَكَهَا فِي
أَوَّلِهَا أَتَى بِهَا فِي أَثْنَائِهَا بِقَوْلِهِ "بِسْمِ اللَّهِ فِى
أَوَّلِهِ وَآخِرِهِ".
(Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih, maha
penyayang) Disunnahkan
membaca lafadz basmalah ketika mengawali setiap perkara yang bukan remeh atau
hina, maka jika seseorang meninggalkan basmalah di awal perkara hendaklah ia
membaca basmalah di tenga-tengah perkara itu dengan mengucap "بِسْمِ اللَّهِ فِى أَوَّلِهِ
وَآخِرِهِ".
(الْحَمْدُ
لِلَّهِ فِي كُلِّ حِينٍ) أَيْ
زَمَانٍ قَلَّ أَوْكَثُرَ (وَأَوْقَاتٍ) وَهِيَ أَزْمِنَةٌ مَحْدُودَةٌ، وَهِيَ مِنْ عَطْفِ
خَاصٍّ عَلَى عَامٍّ.
(Segala puji milik Allah di setiap waktu) Maksudnya di setiap zaman sedikit atau
banyak (Dan di banyak waktu) Makna pada lafadz أَوْقَاتٍ adalah zaman zaman yang dibatasi, lafadz أَوْقَاتٍ diathofkan
pada lafadz فِى كُلِّ حِيْنٍ termasuk kategori mengathofkan lafadz yang khusus
kepada lafadz yang umum.
(وَالصَّلَاةُ) أَيْ الْعَطْفُ مِنَ اللَّهِ وَمِنْ غَيْرِهِ (عَلَى رَسُولِهِ) إلَى
كَافَّةِ الْخَلْقِ (أَشْرَفِ
الْخَلْقِ) وَهُوَ كُلُّ مَا أَوْجَدَهُ
اللَّهُ تَعَالَى عَلَى تَقْدِيرٍ أَوْجَبَتْهُ الْحِكْمَةُ (وَالْبَرَيَّاتِ) أَيْ
الْمَخْلُوقَاتِ مُطْلَقًا أَوِ الَّتِي فِي الْأَرْضِ، فَهِيَ مِنْ عَطْفِ
الْمُرَادِفِ أَوْ مِنْ عَطْفِ الْخَاصِّ عَلَى الْعَامِّ، فَسَيِّدُنَا مُحَمَّدٌ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَفْضَلُ الْخَلْقِ اللهِ كُلِّهِمْ.
(Semoga bertambahnya rahmat) Maksudnya kasih sayang dari Allah dan dari
selain Allah (Terlimpah kepada Rasulullah) yang diutus kepada
seluruh makhluk (Paling mulianya makhluk) Makhluk adalah
segala sesuatu yang Allah wujudkan sesuai dengan ukuran ukuran tertentu yang
mengharuskan ketentuan itu bijaksananya Allah (Dan paling mulianya
ciptaan Allah) Maksudnya makhluk secara mutlak atau maknanya البريات
adalah makhluk yang berada di atas bumi,
lafadz البريات
diathofkan pada lafadz الخلق itu termasuk mengathofkan dua lafadz yang maknanya sama atau athofnya
lafadz اَلْبَرِيَّات kepada lafadz اَلْخَلْقِ
itu termasuk dari mengathofkan lafadz yang
khusus kepada lafadz sebelumnya yang lebih umum, Jadi Sayyidina Muhammad ﷺ adalah
Paling utamanya ciptaan Allah dari seluruh makhluk.
(هَذِهِ) أَيْ الْمُسْتَحْضَرَةُ فِى الذِّهْنِ (مُنَبِّهَاتٌ عَلَى الْإِسْتِعْدَادِ لِيَوْمِ
الْمَعَادِ) أَيْ عَلَى التَّأَهُّبِ لِأَجْلِ
وَقْتِ الرُّجُوعِ إِلَى اللهِ تَعَالَى (فَإِنَّ
مِنْهَا) أَيْ الْمُنَبِّهَاتِ (مَا يَكُونُ مَثْنَى) أَيْ
زَوْجَيْنِ زَوْجَيْنِ (وَمِنْهَا
مَا يَكُونُ ثُلَاثِيًا، إِلَى تَمَامِ الْعَشْرَةِ) وَجُمْلَةُ
الْمَقَالَاتِ مِائَتَانِ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ الْأَخْبَارُ خَمْسَةٌ
وَأَرْبَعُونَ، وَالْبَوَاقِي آثَارٌ، وَأَنَا الْآنَ أُرِيدُ التَّبَرُّكَ
بِإِتْيَانِ حَدِيثَيْنِ شَرِيْفَيْنِ جَلِيلَيْنِ:
(Ini) Kitab yang hadir dalam fikiran ini (Adalah hal-hal yang
mengingatkan supaya bersiap siap untuk menghadapi hari akhirat) Maksudnya
bersiap siap karna waktu kepulangan menghadap Allah Ta'ala (Sungguh ada
di antaranya) hal-hal yang mengingatkan kematian ini (Nasehat-nasehat
yang dua dua) Maksudnya dua pasang nasehat dua pasang nasehat (Ada
di antaranya yang isinya tiga tiga sampai genap sepuluh) Jumlah
maqolah ada 214 yang terdiri dari 45 hadits dan sisanya riwayat dari sahabat
dan tabi'in. Saya sekarang ingin mendapatkan keberkahan dengan menuturkan dua
hadits yang mulya, dan agung.
Hadits Pertama
فَالْحَدِيثُ
الْأَوَّلُ : أَجَازَنِي بِهِ الْعَلَّامَةُ الشَّيْخُ مُحَمَّدٌ الْخَطِيبُ
الشَّامِيُّ ثُمَّ الْمَدَنِيُّ الْحَنْبَلِيُّ وَهُوَ ابْنُ عُثْمَانَ بْنُ
عَبَّاسِ بْنِ عُثْمَانَ، عَنْ مَشَايِخِهِ مُتَّصِلًا إِلَى أَبِى ذَرٍّ
الْغِفَارِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيمَا يَرْوِيهِ عَنْ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ، قَالَ تَعَالَى
: "يَا عِبَادِي إِنِّي
حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِي وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحْرَّمًا فَلَا
تَظَالَمُوْا، يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ ضَالٌّ
إِلَّا مَنْ هَدَيْتُهُ فَاسْتَهْدُونِى أَهْدِكُمْ، يَا
عِبَادِي كُلُّكُمْ جَائِعٌ إِلَّا مَنْ أَطْعَمْتُهُ فَاسْتَطْعِمُونِى
أُطْعِمْكُمْ، يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ عَارٍ
إِلَّا مَنْ كَسَوْتُهُ فَاسْتَكْسُونِى أَكْسُكُمْ، يَا
عِبَادِي إِنَّكُمْ تُخْطِئُونَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَأَنَا أَغْفِرُ
الذُّنُوبَ جَمِيعًا فَاسْتَغْفِرُونِى أَغْفِرْ لَكُمْ، يَا
عِبَادِي إِنَّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوا ضُرِّي فَتَضُرُّونِي وَلَنْ تَبْلُغُوا
نَفْعِي فَتَنْفَعُونِي، يَا
عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا
عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا زَادَ ذَلِكَ فِي مُلْكِي
شَيْئًا، يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ
أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا على أَفْجَرِ قَلْبِ
رَجُلٍ وَاحِدٍ ما نَقَصَ ذلك مِنْ مُلْكِي شَيْئًا، يَا
عِبَادِي لو أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ قَامُوا في
صَعِيدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُونِي فَأَعْطَيْتُ كُلَّ وَاحِدٍ مَسْأَلَتَهُ ما نَقَصَ
ذلك مِمَّا عِنْدِي إلاّ كما يَنْقُصُ الْمِخْيَطُ إِذَا أُدْخِلَ الْبَحْرَ، يَا عِبَادِي إِنَّمَا هِيَ أَعْمَالُكُمْ
أُحْصِيْهَا لَكُمْ ثُمَّ أُوَفِّيْكُمْ إِيَّاهَا فَمَنْ وَجَدَ خَيْرًا
فَلْيَحْمَدِ اللهَ، وَمَنْ وَجَدَ غيرَ ذلك فَلَا يَلُوْمَنَّ إِلَّا
نَفْسَهُ."
Hadits yang pertama telah mengijazahkan kepadaku Al Allamah Asy Syaikh
Muhammad Al Khatib Asy Syami Al Madani Al Hambali, yaitu Ibnu Utsman bin Abbas
bin Utsman, dari gurunya dalam rantai sanad yang terus menerus sampai kepada
Abu Dzar Al Ghiffari radiyallahu 'anhu dari Rasulullah ﷺ' dalam
riwayat yang Nabi riwayatkan dari Allah sebagai tuhan-Nya azza wajalla : "Wahai
hamba hambaku sungguh aku haramkan dzolim atas diriku sendiri dan aku jadikan
perbuatan dzolim itu diharamkan di antara kalian maka janganlah kalian saling
mendzolimi. Wahai hamba hambaku kalian semua adalah tersesat kecuali orang yang
telah aku beri hidayah maka mintalah kalian semua petunjuk kepadaku pasti aku
akan memberikan petunjuk kepada kalian. Wahai hamba hambaku kalian semua lapar
kecuali orang yang telah aku beri makan maka mintalah kalian semua makan ke
padaku pasti aku akan memberi makanan kepada kalian. Wahai hamba hambaku kalian
semua telanjang kecuali orang yang telah aku beri pakaian maka mintalah pakaian
kepadaku pasti aku akan berikan pakaian kepada kalian. Wahai hamba hambaku
sungguh kalian berbuat dosa siang dan malam dan aku mengampuni semua dosa maka
mintalah ampun kepadaku pasti aku mengampuni kalian. Wahai hamba hambaku
sungguh kalian tidak mampu membahayakan aku lalu kalian mencelakakan aku dan
kalian tidak akan mampu memberikan manfaat kepadaku lalu kalian bermanfaat
padaku. Wahai hamba hambaku andai orang yang pertama di antara kalian dan orang
yang terakhir di antara kalian semua golongan manusia dan golongan jin mereka
semua ada pada setaqwa taqwa hati seseorang dari kalian tidaklah hal itu
menambah dalam kekuasaanku sedikitpun. Wahai hamba hambaku andai orang
yang pertama di antara kalian dan orang yang terakhir di antara kalian semua
golongan manusia dan golongan jin mereka semua ada pada sebejad bejadnya hati
seseorang dari kalian tidaklah hal itu mengurangi dalam kekuasaanku
sedikitpun. Wahai hamba hambaku andai orang yang pertama di antara kalian
dan orang yang terakhir di antara kalian semua golongan manusia dan golongan
jin mereka semua berdiri di satu lapangan lalu mereka semua meminta kepadaku
lalu aku beri setiap orang dari permintaanya tidaklah hal itu mengurangi dari
kekayaan yang ada padaku kecuali seperti jarum yang dicelupkan pada lautan.
Wahai hamba hambaku sesungguhnya itu adalah amal kalian yang aku hitung amal
kalian itu untuk kalian kemudian aku berikan balasan penuh kepada kalian amalan
amalan itu maka barang siapa mendapat kebaikan hendaklah ia bersyukurlah kepada
Allah dan barang siapa tidak mendapatkan kebaikan Janganlah ia mencela siapapun
kecuali hanya pada dirinya sendiri."
Hadits Kedua:
وَالْحَدِيثُ
الثَّانِى : أَجَازَنِي بِهِ الْعَلَّامَةُ السَّيِّدُ أَحْمَدُ الْمَرْصَفِيُّ
الْمِصْرِيُّ بَعْدَ أَنْ أَجَازَنِي بِهِ السَّيِّدُ عَبْدُ الْوَهَّابِ بْنُ
لْأَحْمَدَ فَرَحَاتِ الشَّافِعِيُّ، عَنْ مَشَايِخِهِ مُسَلْسَلًا
بِالْأَوَّلِيَّةِ إلَى عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ عَنِ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ : "الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ
تَبَارَكَ وَتَعَالَى اِرْحَمُوا مَنْ فِي الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي
السَّمَاءِ"
Hadits yang ke dua telah mengijazahkan kepada ku Al Allamah Al Sayyid
Ahmad Al Marsafi Al Mesir setelah dia mengijazahkan kepada ku Al Sayyid Abdul
Wahhab bin Ahmad Farhat Al Syafi'i, dari para guru-gurunya secara berurutan
hingga kepada Abdullah bin Amr bin Ash dari Nabi ﷺ bahwa
beliau bersabda : "Orang orang yang penuh kasih sayang, Yang Maha
Pemurah akan merahmati mereka. Maka berikanlah belas kasihan kepada mereka yang
ada di bumi, maka yang ada di langit akan merahmati kalian."
وَالْمَعْنَى:
اَلرَّاحِمُونَ لِمَنْ فِى الْأَرْضِ مِنْ آدَمِيٍّ وَحَيَوَانٍ لَمْ يُؤْمَرْ
بِقَتْلِهِ بِالْإِحْسَانِ إِلَيْهِمْ يُحْسِنُ الرَّحْمَنُ إِلَيْهِمْ، ارْحَمُوا
مَنْ تَسْتَطِيعُونَ أَنْ تَرْحَمُوهُ مِنْ أَصْنَافِ مَخْلُوقَاتِهِ تَعَالَى
وَلَوْ غَيْرَ عَاقِلٍ بِالشَّفَقَةِ عَلَيْهِمْ وَدُعَائِكُمْ لَهُمْ
بِالرَّحْمَةِ وَالْمَغْفِرَةِ يَرْحَمْكُمُ الْمَلَائِكَةُ، وَمَنْ رَحْمَتُهُ
عَامَّةٌ لِأَهْلِ السَّمَاءِ الَّذِينَ هُمْ أَكْثَرُ مِنْ أَهْلِ الْأَرْضِ.
وَلَا يَجُوزُ لِشَخْصٍ أَنْ يَدْعُوَ لِجَمِيعِ الْمُسْلِمِينَ بِغَفْرِ جَمِيعِ
ذُنُوبِهِمْ أَوْ يَدْعُوَ لِفَقِيرٍ بِنَحْوِ مِائَةِ دِينَارٍ وَلَيْسَ لَهُ
جِهَةٌ يَتَسَهَّلُ مِنْهَا ذَلِكَ وَيَقُولُ : هَذَا مِنَ الرَّحْمَةِ
بِالْخَلْقِ لِأَنَّهُ مُخَالِفٌ لِنُصُوصِ الشَّرْعِ اهـ.
Makna hadits ini: Orang orang yang berbelas kasih kepada makhluk makhluk
yang ada di muka bumi baik itu makhluk bangsa Adam maupun hewan yang mana tidak
diperintah membunuhnya, dengan berbuat baik kepada makhluk itu Allah akan
berbuat baik kepada mereka. Berbelas kasihlah kalian semua kepada makhluk
makhluk yang kalian mampu untuk berbelas kasih kepada-Nya dari berbagai
kelompok makhluk makhluknya meskipun makhluk itu tidak berakal dengan sayang
pada makhluk makhluk itu dan dengan kalian mendoakan kepada makhluk makhluk itu
dengan doa rahmat dan ampunan maka Allah dan para malaikat akan berbelas kasih
kepada kalian. Yang mana belas kasihnya Allah itu menyeluruh kepada penduduk
langit yang mana para penduduk langit itu lebih banyak dari pada penduduk bumi.
Tidak boleh bagi seseorang mendoakan semua umat Islam dengan diampuninya semua
dosa atau berdoa untuk seorang faqir dengan semisal mendapatkan uang seratus
dinar sedangkan tidak ada baginya jalan yang menjadi mudah dari jalan itu untuk
mendapatka uang seratus dinar. lalu dia berucap : "Yang demikian ini
termasuk kasih sayang Allah kepada makhluk" karena doa yang seperti itu
bertentangan dengan hukum syar'a.
رُؤيَ
الْغَزَالِيُّ فِى النَّوْمِ فَقِيلَ لَهُ: مَا فَعَلَ اللَّهُ بِكَ؟، فَقَالَ
أَوْقَفَنِيْ بَيْنَ يَدَيْهِ، وَقَالَ لِيْ: بِمَ قَدِمْتَ عَلَيَّ؟، فَصِرْتُ
أَذَكُرُ أَعْمَالِيْ، فَقَالَ: لَمْ أَقْبَلْهَا، وَإِنَّمَا قَبِلْتُ مِنْك
ذَاتَ يَوْمٍ نَزَلَتْ ذُبَابَةٌ عَلَى مِدَادِ قَلَمِكَ لِتَشْرَبَ مِنْهُ
وَأَنْتَ تَكْتُبُ فَتَرَكْتَ الْكِتَابَةَ حَتَّى أَخَذَتْ حَظَّهَا رَحْمَةً
بِهَا، ثُمَّ قَالَ تَعَالَى: اِمْضُوا بِعَبْدِي إلَى الْجَنَّةِ.
Imam Al-Ghazali pernah diimpikan oleh seseorang, dan dia ditanya,
"Bagaimana perlakuan Allah terhadap Anda?" Imam Al-Ghazali menjawab,
"Allah SWT. membawaku kehadapan-Nya, lalu Allah berfirman kepadaku,
'Karena apa kamu datang ke pada-Ku?' Saya pun menyebutkan berbagai amal
perbuatanku. Kemudian Allah berfirman, 'Aku tidak menerimanya, yang aku terima
darimu hanyalah pada suatu hari ada seekor lalat hinggap pada wadah tinta mu
untuk meminum isinya, sementara kamu sedang menulis, lalu kamu berhenti menulis
hingga lalat itu mengambil jatah minumnya, karena kamu kasihan terhadap lalat
tersebut.' Kemudian Allah memerintahkan, 'Bawalah hamba-Ku ini ke
surga!'."
وَفِى
قَوْلِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ “يَرْحَمُكُمْ” رِوَايَتَانِ،
الْجَزْمُ عَلَى أَنَّهُ جَوَابُ الْأَمْرِ، وَالرَّفْعُ عَلَى أَنَّهُ جُمْلَةٌ
دِعَائِيَّةٌ، وَهُوَ أَوْلَى لِأَنَّ دُعَائَهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ غَيْرُ مَرْدُودٍ.
Dalam membaca sabda Nabi ﷺ lafadz “يَرْحَمُكُمْ” ada dua riwayat, riwayat pertama dibaca jazm atas i'rab lafadz
“يَرْحَمْكُمْ” itu jawab dari fiil amar. Riwayat ke dua dibaca rofa atas
i'rab bahwa lafadz “يَرْحَمُكُمْ” itu doa. Dibaca rofa adalah yang paling utama karena doa Nabi ﷺ tidak
ditolak.
وَمِنْ
أَسْبَابِ حُسْنِ الْخَاتِمَةِ: الْمُوَاظَبَةُ عَلَى هَذَا الدُّعَاءِ، وَهُوَ : "اَللَّهُمَّ أكْرِمْ هَذِهِ الْأُمَّةَ
الْمُحَمَّدِيَّةَ بِجَمِيلِ عَوَائِدِكَ فِى الدَّارَيْنِ إكْرَامًا لِمَنْ
جَعَلْتَهَا مِنْ أُمَّتِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ" وَمِنْهَا: اَلْمُوَاظَبَةُ عَلَى هَذَا الدُّعَاءِ
بَيْنَ سُنَّةِ الصُّبْحِ وَفَرْضِهِ، وَهُوَ : "اَللَّهُمَّ
اغْفِرْلِاُمَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اَللَّهُمَّ ارْحَمْ اُمَّةَ سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ اللَّهُمَّ اسْتُرْ اُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اَللَّهُمَّ اجْبُرْ
اُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اَللَّهُمَّ اصْلِحْ اُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
اَللَّهُمَّ عَافِ اُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اَللَّهُمَّ احْفَظْ اُمَّةَ
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اَللَّهُمَّ ارْحَمْ اُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ رَحْمَةً
عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَا لِمِينَ اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِاُمَّةِ سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ مَغْفِرَةً عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَا لِمِينَ اَللَّهُمَّ فَرِّجْ عَنْ
اُمَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فَرْجًا عَاجِلًا يَا رَبَّ الْعَا لِمِينَ".
وَمِنْهَا: مُلَازَمَةُ هَذَا الدُّعَاءِ، وَهُوَ : "يَا
رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ بِقُدْرَتِكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ اِغْفِرْلِيْ كُلَّ شَيْءٍ
وَلَا تَسْئَلْنِى عَنْ كُلِّ شَيْءٍ وَلَا تُحَاسِبْنِيْ فِى كُلِّ شَيْءٍ
وَأَعْطِنِيْ كُلَّ شَيْءٍ". اهـ
Diantara sebab sebab Husnul Khotimah, membiasakan doa berikut ini
: “Ya Allah, semoga Engkau memuliakan umat Sayyidina Muhammad ini
dengan kebaikan pemberian-Mu di dunia dan di akhirat, sebagai kemulyaan bagi
orang-orang yang engkau jadikan dari sebagian umatnya ﷺ. ” Di
antara sebab sebab Husnul Khotimah membiasakan doa berikut ini antara sholat
sunnah subuh dan fardhu subuh, Yaitu : "Ya Allah, semoga Engkau
memberikan ampunan bagi umat junjungan kami, Nabi Muhammad ﷺ. Ya Allah, semoga engkau menyayangi umat junjungan kami,
Nabi Muhammad ﷺ. Ya Allah, semoga Engkau
menutupi aib umat Nabi Muhammad ﷺ. Ya Allah, Semoga Engkau
menutupi kekurangan umat junjungan kami, Nabi Muhammad ﷺ. Ya Allah, Semoga Engkau memperbaiki keadaan umat
junjungan kami, Nabi Muhammad ﷺ. Ya Allah, Semoga Engkau
menyelamatkan umat junjungan kami, Nabi Muhammad ﷺ. Ya Allah, Semoga Engkau menjaga umat junjungan kami, Nabi
Muhammad ﷺ. Ya Allah, Semoga Engkau
mengkasihani umat junjungan kami, Nabi Muhammad ﷺ, dengan
kasih sayang yang menyeluruh, wahai Tuhan yang mengurus seluruh alam. Wahai
Tuhanku, Semoga Engkau mengampuni umat junjungan kami, Nabi Muhammad ﷺ, dengan ampunan yang menyeluruh, wahai Tuhan yang mengurus
seluruh alam. Ya Allah, Semoga Engkau melapangkan umat junjungan kami,
Nabi Muhammad ﷺ, dengan kelapangan yang
segera, wahai Tuhan yang mengurus seluru alam.” Diantara sebab sebab Husnul Khotimah,
membiasakan membaca doa berikut ini: “Wahai Tuhan yang memelihara
segala sesuatu, dengan kekuasaan-Mu atas segala sesuatu, Semoga Engkau
mengampuni untuk ku segala sesuatu , dan Semoga Engkau tidak menanyakan
kepadaku segala sesuatu. Semoga Engkau tidak menghisabku dengan segala sesuatu,
dan Semoga Engkau memberikan kepadaku segala sesuatu.”
بَابُ
الثُنَائِيْ
وَفِيهِ
ثَلَاثُونَ مَوْعِظَة، أَرْبَعَةٌ أَخْبَارٌ وَالْبَاقِى آثَارٌ وَنَعْنِى
بِالْأَخْبَارِ أَقْوَالَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَبِالْآثَارِ أَقْوَالَ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِينَ.
Dalam bab ini ada 30 Nasihat, dari tiga puluh nasihat itu ada 4 akhbar
dan sisanya atsar. Yang kami maksud dengan istilah akhbar adalah sabda sabda
nabi dan yang kami maksud dengan istilah atsar adalah perkataan sahabat dan
para tabiin.
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 2 Maqolah 1: Dua
Perkara yang Lebih Utama
(فمِنْهُ) أَيْ
فَالْمَقَالَةُ الْأُوْلَى مِنَ الْمُنَبِّهَاتِ الثُّنَائِيَّةِ (مَا رُوِيَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: خَصْلَتَانِ لاَ شَيْءَ أَفْضَلُ مِنْهُمَا:
الْإِيْمَانُ بِاللهِ وَالنَّفْعُ لِلْمُسْلِمِينَ) بِالْمَقَالِ
أَوْ بِالْجَاهِ أَوْ بِالْمَالِ أَوْ بِالْبَدَنِ.
(Di antara Bab yang isinya dua dua) Maksudnya maqalah yang pertama dari bab
munabbihat (Nasehat yang mengingatkan supaya bersiap menuju akhirat) yang
isinya dua dua (Adalah hadits yang diriwayatkan dari Nabi bahwa Nabi
bersabda : "Ada dua perkara tidak ada suatu amalan lain yang lebih utama
daripada dua amalan itu yaitu beriman kepada Allah dan memberi manfaat kepada
umat Islam".) Dengan ucapan atau dengan kedudukan atau dengan
hartan atau dengan badan.
قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مَنْ أَصْبَحَ لَا
يَنْوِي الظُّلْمَ عَلَى أَحَدٍ غُفِرَ لَهُ مَا
جَنَى،
وَ مَنْ أَصْبَحَ يَنْوِي نُصْرَةَ الْمَظْلُومِ وَقَضَاءَ حَاجَةِ الْمُسْلِمِ
كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ مَبْرُورَةٍ".
Telah bersabda Rasulullah ﷺ :"Barang siapa yang masuk di waktu pagi tidak berniat
dzolim kepada siapapun maka pasti akan diampuni atas kesalahan yang telah
dilakukan. Barang siapa yang masuk di waktu pagi dia berniat menolong orang
yang didzolimi dan memenuhi kebutuhan orang lain Maka perbuatan ini baginya
seperti pahala haji yang mabrur.
وَقَالَ
عَلَيْهِ السَّلَامُ: "أَحَبُّ الْعِبَادِ إلَى اللَّهِ تَعَالَى أَنْفَعُ
النَّاسِ لِلنَّاسِ، وَأَفْضَلُ الْأَعْمَالِ إدْخَالُ السُّرُورِ عَلَى قَلْبِ
الْمُؤْمِنِ، يَطْرُدُ عَنْهُ جُوعًا أَوْ يَكْشِفُ عَنْهُ كَرْبًا أَوْ يَقْضِي
لَهُ دَيْنًا".
Telah bersabda Rasulullah ﷺ :"Hamba yang paling disukai oleh Allah adalah orang yang
paling banyak memberi manfaat kepada manusia. Dan amalan yang paling utama
adalah memasukkan kegembiraan ke dalam hati orang mukmin, dia usir rasa lapar
dari orang mukmin atau dia hilangkan kesusahan dari orang mukmin atau dia
bayarkan hutang bagi orang mukmin.
(وَخَصْلَتَانِ
لَا شَيْءَ أَخْبَثُ) أَيْ أَنْجَسُ (مِنْهُمَا: الشِّرْكُ بِاللهِ وَالضُّرُّ
لِلْمُسْلِمِينَ) فِي
أَبْدَانِهِمْ أَوْ أَمْوَالِهِمْ فَإِنَّ جَمِيعَ أَوَامِرِ اللَّهِ تَعَالَى
تَرْجِعُ إلَى خَصْلَتَيْنِ: التَّعْظِيمِ للهِ تَعَالَى وَالشَّفَقَةِ
لِخَلْقِهِ، كَقَوْلِهِ تَعَالَى: "أَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا
الزَّكَاةَ" [الْبَقَرَةِ: ٤٣]، وَقََوْلِهِ تَعَالَى: "اشْكُرْ لِي
وَلِوَالِدَيْكَ" [لُقْمَانَ: ١٤]. رُوِيَ عَنْ أُوَيْس الْقَرْنِ أَنَّهُ
قَالَ: "مَرَرْتُ فِي بَعْضِ سِيَاحَتِي بِرَاهِبٍ، فَقُلْتُ یا رَاهِب، مَا
أَوَّلُ دَرَجَةٍ يَرْقَاهَا الْمُرِيدُ؟، قَالَ رَدُّ الْمَظَالِمِ وَخِفَّةُ
الظَّهْرِ مِنَ التَّبِعَاتِ، فَإِنَّهُ لَا يَصْعَدُ لِلْعَبْدِ عَمَلٌ
وَعَلَيْهِ تَبِعَةٌ أَوْ مَظْلَمَةٌ.
(Ada dua perkara tidak ada perkara lain yang lebih
buruk) maksudnya lebih
kotor (dari pada dua perkara ini yaitu yang pertama syirik kepada Allah
dan yang ke dua membahayakan orang Islam) pada fisiknya atau harta
orang Islam. Karena semua perintah Allah itu merujuk pada dua perkara yaitu
yang pertama mengagungkan Allah dan yang ke dua adalah berbelas kasih kepada
makhluk. Seperti Firman Allah "Dirikanlah sholat dan bayarlah zakat"
[Q.S Al-Baqarah : 34] dan firman Allah "bersyukurlah kamu kepadaku dan
kepada kedua orang tua mu" [Q.S Luqman : 14]. Diriwayatkan dari Uwais
al-Qarni, beliau berkata: "Saya melewati sebagian perjalanan saya di dekat
seorang pendeta, lalu saya berkata, 'Wahai pendeta, apa tingkatan pertama yang
harus dilalui seorang murid ?' Pertapa itu menjawab, 'mengembalikan hal hal
yang diambil secara zalim dan ringankan beban dari tangguan tanggungan pada
manusia, sungguh tidak bisa naik amal perbuatan bagi seorang hamba sedangkan
atas hamba itu ada tanggungan dosa pada orang lain atau masih ada
kedzoliman.'"
Comments