Oleh: Mbah Nang Nyantri
“Aku
bangga menjadi santri kuno”
Kelingan[1] jaman dulu. Mungkin ini adalah kebiasaan
santri seangkatan ngiler saya di group Masak kangkung ...
1.
Santri dulu masak sendiri
Satu hal yang mendewasakan dalam dunia pesantren. Masaknya pakai kayu
bakar. Ketika musim hujan tiba, tak jarang banyak hanger atau sandal jepit yang
hilang. Kemana hilangnya, ya, jelas ke tungku masak
2.
Makan se-lengser bersama
Inilah yang membuat apapun makanannya akan enak terasa. Meski nasi dan
sayur masih panas, para santri tak peduli untuk melahapnya. Soal tangan gosong
atau lidah terbakar, itu soal nanti. Masalahnya, kalau tidak berani ambil
resiko itu, dijamin tidak kenyang karena kalah dengan yang lain.
3.
Antri mandi
Tidur di lantai berbantal pakaian kotor
Tidurnya cukup merebahkan badan di lantai kamar, depan kamar atau
serambi mushola. Untuk bantal, pakaian kotor dikumpulkan lalu dibungkus dengan
sarung. Hal itu sudah lebih dari cukup menghilangkan kantuk karena kesibukan
ngaji pagi, siang sampai malam.
4.
Berebut kiriman
Sudah menjadi tradisi, ketika ada santri baru atau menerima wesel atau
sehabis pulang selalu membawa aneka jajanan. Ketika si santri datang diantar
orang-tua, seluruh anggota kamar akan bersikap dewasa dan melayani tamu dengan
penuh penghormatan, seperti anjuran baginda nabi.
Namun sejurus kemudian, ketika para tamu orang tua atau wali santri itu pulang, akan segera terjadi kegaduhan: berebut jajanan. Ini suatu tradisi yang lazim terjadi di pesantren-pesantren salaf, meski latar belakang santri adalah seorang yang mampu.
Namun sejurus kemudian, ketika para tamu orang tua atau wali santri itu pulang, akan segera terjadi kegaduhan: berebut jajanan. Ini suatu tradisi yang lazim terjadi di pesantren-pesantren salaf, meski latar belakang santri adalah seorang yang mampu.
5.
Dikejar setoran
Setoran disini bukanlah setoran yang lazim terjadi antara sopir angkot
dengan juragannya, namun setoran hafalan nadzaman dan syair-syair kitab.
6.
Mayoran
Istilah mayoran dewasa ini jarang terdengar. Ini adalah manifestasi
kekompakan atau rasa syukur santri pada hari2 tertentu.
7.
Ta’zir (hukuman)
Pesantren dimanapun memiliki peraturan. Jika ada santri yang melanggar,
ia akan dihukum sesuai bobot pelanggarannya. Ini pelajaran sekaligus tes mental
dan melatih tanggung jawab.
8.
Berebut mencium tangan kiai
Pesantren salaf mengajarkan santri untuk memuliakan ilmu dan ahlinya.
Salah satu bentuk memuliakan tersebut adalah bersalaman dan mencium tangan
kiai. Selain itu, bersalaman dan mencium tangan kiai adalah sebuah upaya ngalap
berkah agar mendapat ridla dari sang kiai.
Salam santri.
Comments