Santri Itu Harus Bagaimana?

Oleh : kang kholil


Santri itu siapa?

Ada banyak pendapat. Bla bla bla. Saya punya definisi yang lebih sederhana. Santri itu orang-orang yang sama dengan kita sekarang ini. Tidur di pondok. Belajar di pondok. Belajar apa saja ... ilmu agama, ilmu sosial, ilmu kebatinan bahkan sampai ilmu pertukangan (nguli). Lengkap. Full day mulai bangun tidur sampai bangun tidur lagi
dan sampai bangun tidur lagi.

Tepar?

Silahkan diangen-angen kalau masalah siapa yang paling soro di sini? Sampean? Pengurus? Ustadz? Pengasuh? Jawabannya adalah tergantung orangnya. Jika ngoyo tanpa tekad ya bakal terasa sangat letih. Jika ngoyo namun dengan hati senang maka tak ada matinya. Tapi yang paling banyak pasti yang tidak ngoyo plus ati ngersulo. Pol sorone. Ben dino ndungone njuk booooyong wae. Salahe dewe kan?

Santri itu harus bagaimana?

Mudah lo asline. Santri itu harus bagaimana? Ya harus memperlihatkan kalau dia santri. Tunjukkan apa bedanya antara santri dan bukan santri. Bagaimana?
Harus bisa nderes al qur’an dengan fasih.
Sudah berkali-kali saya ingatkan. Kalian itu santri alcha. Mau senang pada siapapun monggo, asal ada satu syarat : Harus tahu bagaimana nderes al qur’annya. Tapi faktanya kok banyak yang obral. Masak mau dengan anak yang nderesnya masih seperti anak TPQ, padahal usianya sudah besar. Gak isin ta? Nek nganti gak isin berarti kebangeten. Eman-eman kemulyaan yang sudah dipunya. Keluarga kalian adalah keluarga mulya, bahkan tidak sedikit yang orang tuanya mendapat panggilan kiyai. Mosok anak e malah obral awak? Ampun ngoten geh. Buatlah diri kalian bangga.

Nderes al –qur’an masih seperti anak TPQ tapi sudah berani nembak. Apa yang akan kalian tawarkan? Ilmu? Saya yakin masih sangat awam. Uang? Wong masih dikirim terus. Hei kalian harus tahu, terutama anak laki-laki. Sekarang sangat banyak yang mempunyai pikiran seperti ini : Seng penting nduwe ‘pacar’, gonta-ganti gak masalah. Sadar gak sampean? Mereka sebenarnya sudah tahu kalau sampean belum bisa baca qur’an, masih bodoh dll, namun mereka tetap mau sebab tidak ada pilihan lain, dari pada di.nyek gak nduwe .......

Santri itu menyenangkan atau tidak?

Tergantung orangnya. Kalau dibuat senang maka ya menyenangkan. Kalau dibuat tidak berarti tidak. Sangat sederhana. Hidup ini bagaimana tergantung pemiliknya. Kalau kata si dia : Hidup itu menjadi berharga ketika kita membuat diri kita sebahagia mungkin. Meski sepadat apapun kegiatan kalau dibuat enjoy maka ya akan terasa menyenangkan. Misal pas hari sabtu, 1 hari yang paling sibuk dalam seminggu. Pagi sekolah, pulang jam 1, jam setengah 2 jamaah dhuhur, selesai jamaah sudah kenteng ngaji sabtu siang, selesai ashar trus jamaah, selesai jamaah langsung takror, slesai jam 5, seperempat kemudian sudah kenteng lagi ngaji sore sampai hampir maghrib, makan sebentar terus mandi eh sudah diubraki jamaah maghrib, lalu bla bla bla. Tidak ada istirahatnya? Coba dirubah begini :

Saya di pesantren paling berapa tahun sih? 3 tahun nanti tamat aliyah keluar. 6 tahun nanti mulai mts sampai aliyah. 8 tahun dengan 2 tahun pengabdian. Ada yang 10 tahun. Sekarang bandingkan dengan hidup kita. Belum ada apa-apanya kan?
Ngunu kok sambat wae.
3 tahun kalau dibandingkan usia kita lo hanya terhitung berapa? Umur sampean sekarang sudah 17 tahun, di sini baru 3 tahun. 17 – 3 = 14.  Berarti 14 tahun di rumah 3 tahun di sini. Bagaimana? Kalau mau berpikir begini mungkin akan terasa lebih mudah. Hanya sebentar namun manfaatnya akan sampai kita meninggal, yang mungkin saja masih 20 tahun lagi atau 30 tahun atau bahkan mungkin saja 100 tahun lagi. Hebat kan? Ayo kita manfaatkan!

Bagaimana caranya agar bisa kerasan?

Buk ... aku pengen muleh. Pak aku gak kerasan. Mbendino keroso koyo nang neroko ... weh koyo wes ngerti ae, ndue kenalan wong njero ta?
Iki seng suering. Baru sebentar di pondok tapu sudah merengek mau pulang. Alasannya tidak kerasan. Alasannya muacam-macam. Bagaimana? Sebenarnya saya pengen di sini pak tapi teman-temannya tidak enak. Tidak enak bagaimana? Dari sekian ratus anak kok semua tidak enak? Berarti kamunya sendiri yang sebenarnya tidak enak.

Ada banyak cara untuk membuat diri kalian menikmati setiap waktu kalian di sini. Misal, carilah hal-hal yang paling kalian sukai. Tentunya yang positif. Contohnya; kalian suka menulis maka isilah waktu-waktu senggang kalian dengan menulis. Bila kalian suka bernyanyi, maka bernyanyilah asal bukan saat jam kegiatan. Hiburlah diri kalian agar tidak terus tertekan.
Masih mencari motivasi?

Ada anak yang semangatnya selalu menggebu-gebu. Ada yang kadang meledak kadang mengkerut. Ada lagi yang lebih sering ngglimpungnya. Dan juga ada yang setiap hari down seolah sudah punya tunggakan listrik berbulan-bulan, tinggal menunggu pegawai PLN menyegel meterannya.
Ah ... itu semua disengaja oleh mereka.

Apa seperti itu? Iya ... sebab yang bisa menggerakkan kedua kaki hanyalah yang memiliki keduanya. Yang bisa menggerakkan bola mata, telinga bisa mendengar, hidung bisa mencium dan lidah bisa merasakan adalah yang memiliki kepala tersebut. Coba kalian diam saja, dan di sekitar kalian ada banyak orang. Apakah kedua kaki dan anggota-anggota badan kalian tadi bergerak? Apakah kalian membuka sebuah buku harus dengan tuntunan dari tangan orang lain? Apakah untuk mengambil wudhu kaliaun selalu harus dipapah teman? Siapa yang menggerakkan otot-otot itu?
Jawabannya? (bareng-bareng.....) KALIAN SENDIRI! Bukan orang lain. Dari luar kalian mendapatkan inspirasi, sedang motivasi harus kalian sendiri yang mengolahnya kawan.

Fight!

Comments