Posts

Showing posts from August, 2025

Sang Damkar Penyelamat dan Pemberani

Image
  Sang Damkar Penyelamat dan Pemberani M. Sabrar Fadhila, Rehan Shofil Fu’ad & Ramanza Galfanov D.   (Siswa SMP. Plus Maulana Malik Ibrahim Bojonegoro) Pagi itu seharusnya biasa saja. Langit cerah. Jalanan perumahan mulai hidup dengan suara sepeda anak-anak dan para ibu yang saling menyapa sambil belanja di warung. Tapi semua berubah dalam sekejap, ketika suara jeritan dan asap tebal muncul dari blok C, rumah susun tiga lantai yang berada di ujung Jalan Cendana. Pukul 07.42, telepon darurat masuk ke Pos Damkar Kota Selatan. "Pak! Rumah susun kebakaran! Api cepat sekali menyebar! Ada orang di dalam!" Tim Alpha 1 yang sedang apel pagi sontak bergerak. Komandan Seno langsung memberi aba-aba. “Tim satu! Bersiap! Api dilaporkan di rumah susun, kemungkinan korsleting! Kita berangkat sekarang!” Dalam hitungan menit, sirene meraung. Truk merah menembus lalu lintas, membuat pengendara lain menepi. Di dalam truk, keenam petugas sudah memakai pakaian tahan api leng...

Bos Dagang dari Wadung

Image
  Bos Dagang dari Wadung Di Pondok Pesantren Al Musthofa, ada satu nama yang bikin santri lain ciut nyali tiap kali denger. Bukan karena dia jago silat kayak Pak Wahab, atau karena suka marah-marah kayak Mbak Atin waktu putri-putri telat ngaji. Tapi karena satu hal yang sederhana: jualan. Namanya Rofi’ , santri kelas 3 aliyah, asal Bojonegoro. Wajahnya lugu, senyumnya ramah, tapi lidahnya—MasyaAllah—kalau udah ngomongin dagang, bisa bikin orang beli sesuatu yang awalnya nggak niat beli sama sekali. Ada santri yang cuma pengen numpang lewat, eh tahu-tahu pulang bawa kalender. "Iki kalender edisi khusus pondok, Lur. Ono foto Kyai Kholil, foto Bunyai, jadwal puasa sunnah, bahkan ada tanggal haul Mbah Kyai yang dulu. Kapan maning iso tuku sing koyok ngene?" Dan percayalah, itu cukup bikin para wali santri, tetangga, pedagang pasar, bahkan tukang tambal ban di seberang jalan ngeluarin duit tanpa banyak mikir. Semua bermula dari ide sederhana di rapat santri akhir tahun. Ketu...

Ksatria Nuraterra

Image
  Ksatria Nuraterra M. Alvin Zidna A., M. Kaffa Haidar H. A. & M. Davin Ziyan A. (Siswa SMP. Plus Maulana Malik Ibrahim Bojonegoro)   Suara hujan rintik membelai atap ruang ekstrakurikuler TIK sore itu. Lampu-lampu neon memantulkan cahaya ke meja-meja yang penuh kabel, headset, dan laptop. Zidna duduk bersandar di kursinya, jari-jarinya sibuk menekan tombol keyboard, sesekali menghela napas panjang. “Astaga… kalah lagi,” gumamnya, menatap layar yang menampilkan karakter game-nya tumbang. Davin yang duduk di sebelahnya menoleh sambil tersenyum tipis. “Zid, kalau main sambil ngelamun, ya wajar kalah.” “Aku bukan ngelamun,” balas Zidna, matanya masih ke layar, “aku lagi mikirin… gimana kalau kita bikin game kita sendiri?” Kaffa, yang sejak tadi sibuk menggambar sketsa karakter di bukunya, langsung mengangkat kepala. “Game sendiri? Serius?” “Serius banget,” jawab Zidna mantap. “Kita bikin game petualangan pertempuran, tapi beda dari yang lain. Bukan cuma nembak...

Laskar Juara

Image
  Laskar Juara M. Shofal Jamiel, Asad Samsul A. & M Idror Ali Imron (Siswa SMP. Plus Maulana Malik Ibrahim Bojonegoro)   Pagi itu, udara di Pondok Pesantren Al Musthofa terasa sejuk menusuk kulit. Embun masih menempel di ujung rumput halaman, berkilau terkena cahaya matahari yang baru saja muncul dari balik bukit. Di kejauhan, suara ayam jantan beradu dengan lantunan ayat-ayat Al-Qur’an dari mushola. Aroma kayu bakar dari dapur pondok terbawa angin, bercampur dengan bau tanah basah sisa hujan semalam. Fikri berdiri di dekat sumur tua, ember biru di tangannya sudah mulai retak di bagian pegangan. Sambil menunggu giliran mengambil air wudhu, ia memandang ke arah halaman pondok yang mulai ramai oleh santri. Namun pikirannya melayang jauh, tak peduli pada riuh candaan di sekelilingnya. "Ayah pasti sedang bekerja lagi hari ini… entah di sawah, atau memanggul gabah di gudang Pak Udin. Ibu mungkin masih di warung, menuang kopi buat tetangga…" pikir Fikri. Ia menghel...

Satu Juta, dan Tuhan yang Disembunyikan

Image
Satu Juta, dan Tuhan yang Disembunyikan Angin sore menyeret bau keringat dan kayu lapuk dari rak sepatu di serambi mushola. Langit memerah, seperti wajah para santri yang sedang gelisah. Pesantren Al-Mukhlisin, yang biasanya senyap menjelang magrib, sore itu riuh seperti pasar kliwon. Bukan karena adzan, bukan pula karena kedatangan kiai besar, tapi karena uang satu juta rupiah yang hilang dari lemari besi milik Ma'ruf. “Duitku, Lathif. Duitku sewu ewu ilang!” Ma’ruf duduk di tepi ranjang, matanya merah, bukan karena menangis, tapi karena malam tadi tak tidur, menunggui uang itu yang disimpannya untuk membayar uang kitab dan ongkos pulang lebaran nanti. Lathif, teman sekamarnya yang biasanya ceria, mendadak murung. Ia tidak tahu harus menenangkan dengan kata apa. Satu juta bagi Ma’ruf bukan sekadar angka. Itu hasil sawah orang tuanya yang dijual, setengah panen. Kabar itu menyebar seperti debu diterbangkan angin. Dalam waktu satu jam, semua kamar sudah tahu. Di serambi mushola...

Langkah Kecil Menuju Kesembuhan

Image
  Langkah Kecil Menuju Kesembuhan Charish Adnan & Saiful Maulana Ihsan (Siswa SMP. Plus Maulana Malik Ibrahim Bojonegoro)   Langit masih memudar dari biru gelap ke jingga ketika Rafi duduk diam di pinggir ranjang ayahnya. Napas ayah terdengar berat dan berirama tak teratur. Wajahnya pucat, keningnya mengilap karena keringat dingin. Rafi menggenggam tangan ayahnya dengan erat. “Ibu,” bisiknya pelan, “obatnya habis, kan?” Ibu, yang duduk di sudut ruangan sambil menggenggam mushaf kecil, hanya mengangguk pelan. “Sudah Ibu cari-cari uang di celengan. Tak cukup, Nak,” ujarnya lembut tapi lelah. Rafi menelan ludah. Ia tahu betul obat itu penting. Tanpa itu, ayahnya akan semakin melemah. Ia berdiri perlahan, mengenakan jaket lusuhnya dan memasukkan sandal jepit ke kaki. “Ibu... aku mau keluar sebentar. Ke warung Pak Hadi dulu, siapa tahu bisa minta tempo,” katanya sambil merapikan kerah jaket. Ibu mengerutkan dahi. “Tapi kamu belum sarapan, Raf... dan masih pagi s...