Langkah Sing Ngetutake
Langkah Sing Ngetutake Jam dinding di kantor pesantren menunjukkan pukul setengah sebelas malam. Ustad Ridwan bangkit dari kursinya, menutup kitab Tafsir Ibnu Katsir yang sedang dibaca. Sudah waktunya ronda malam—rutinitas yang sudah dijalaninya selama lima tahun menjadi pengurus di Pondok Pesantren Daarut Taqwa. Dia mengambil senter dari laci meja dan menyelempangkan kunci kamar-kamar asrama. Angin malam bertiup sejuk, membuat dedaunan rimbun di halaman pesantren berdesir lembut. Suara jangkrik dan kodok bersahut-sahutan, menciptakan simfoni malam yang familiar di telinganya. "Bismillah," gumamnya pelan, memulai perjalanan keliling asrama. Ridwan memulai dari asrama putra bagian timur. Langkahnya pelan tapi pasti, sandal jepit berbunyi kecit-kecit di atas lantai keramik yang agak licin karena embun. Senter kecilnya menyorot ke setiap sudut, memastikan tidak ada santri yang masih berkeliaran. Kamar pertama—pintunya terbuka sedikit. Ridwan mengintip ke dalam. Lima santr...