Posts

Showing posts from September, 2025

Lari Malam yang Panjang

  Lari Malam yang Panjang Rifqi menggeliat di atas tikar pandan yang sudah lusuh, mencoba mencari posisi yang nyaman untuk tidur. Sudah hampir dua minggu ia mondok di Pesantren Al-Barokah, tapi rasanya seperti hidup di planet yang berbeda. Suasana asrama yang ramai, jadwal yang ketat, dan lingkungan yang masih asing membuatnya sulit beradaptasi. " Aduh , kapan sih bisa tidur nyenyak ," gerutunya dalam hati sambil melirik jam dinding yang menunjukkan pukul setengah dua dini hari. Di sebelahnya, santri-santri lain sudah terlelap dengan dengkuran yang bersahut-sahutan. Ada yang mendengkur halus, ada yang seperti gergaji memotong kayu. Suara-suara itu justru semakin membuat Rifqi gelisah dan tidak bisa memejamkan mata. Ia teringat rumahnya di Magelang, kamar pribadi yang sunyi, kasur empuk dengan sprei bergambar kartun kesukaannya. Sekarang ia harus berbagi ruangan dengan 20 santri lain, tidur di atas tikar tipis dengan bantal kapuk yang sudah kempes. " Wis lah , dari...

Kepala di Pohon Jambu

  Kepala di Pohon Jambu Laras sudah tidak tahan lagi dengan kehidupan di Pondok Pesantren Baitul Hikmah. Sudah tiga bulan ia menahan rindu yang mencekik dada, merindukan kebebasan yang dulu pernah dirasakannya di rumah. Setiap hari hanya berputar pada rutinitas yang sama: bangun subuh, shalat berjamaah, mengaji, sekolah, mengaji lagi, dan tidur. Tidak ada televisi, tidak ada musik, tidak ada teman-teman SMA yang dulu sering nongkrong di mal. Malam ini, tekadnya sudah bulat. Ia akan kabur dari pesantren. Jam dinding di kamar asrama menunjukkan pukul dua dini hari. Suara dengkuran halus santri-santri lain mengisi kesunyian kamar. Laras berbaring terjaga di kasur tipis, menatap langit-langit yang retak-retak. Hatinya berdebar kencang, antara takut dan semangat. Tas ransel kecil sudah ia siapkan di bawah kasur, berisi baju ganti, uang tabungan, dan handphone yang selama ini disembunyikan. Aku wis ora kuat , batinnya mantap. Mending mulih ae tinimbang stress ing kene. Dengan geraka...

Wit Ringin Sing Ngundang

  Wit Ringin Sing Ngundang Rintik hujan mulai turun ketika dr. Arman menerima telepon itu. Suara perempuan paruh baya di ujung sana terdengar panik. "Dokter, tolong... ada santri yang sakit parah di pesantren kami. Demamnya tinggi sekali, sudah tiga hari nggak mau makan." Arman melirik jam dinding. Pukul sepuluh malam. Dia baru saja selesai makan malam bersama istri setelah seharian melayani pasien di klinik. "Pesantren mana bu? Kok nggak dibawa ke puskesmas saja?" "Pesantren Al-Barokah, Dokter. Di Dukuh Kedungsari. Jalannya rusak, susah bawa mobil. Makanya kami mohon dokter yang datang ke sini." Arman terdiam sejenak. Kedungsari? Dia belum pernah mendengar nama desa itu, padahal sudah puluhan tahun praktik di daerah ini. "Baik bu, saya akan ke sana. Berikan alamat jelasnya." Sepuluh menit kemudian, Arman sudah mengendarai sepeda motornya menembus gerimis malam. Tas medis tergantung di punggungnya, senter kecil menyinari jalan yang semaki...

Madu untuk Yang Tak Terlihat

Image
  Madu untuk Yang Tak Terlihat Pak Harto mengayuh sepeda ontelnya dengan perlahan memasuki gang sempit yang menuju ke sebuah pesantren tua. Dua jerigen plastik berisi madu murni bergantung di kiri-kanan sepedanya, bergoyang-goyang mengikuti irama kayuhan yang pelan namun mantap. Sudah puluhan tahun ia berkeliling kampung menjajakan madu hasil ternak lebah miliknya sendiri. Siang itu terik matahari cukup menyengat, membuat keringat mengucur dari pelipisnya. Ia sempat ragu untuk masuk ke pesantren yang belum pernah ia kunjungi sebelumnya, tapi dorongan rezeki membuatnya nekat mencoba peruntungan. " Lha , kok sepi banget ya?" gumamnya dalam hati sambil memperhatikan suasana pesantren yang sunyi senyap. Gerbang pesantren terbuka lebar, terbuat dari kayu jati tua yang sudah berwarna kehitaman. Di atas gerbang terpasang papan nama "Pondok Pesantren An-Nur" dengan tulisan Arab dan Latin yang sudah memudar dimakan waktu. Tidak ada penjaga di pos, bahkan tidak terlihat s...

Terjemah Tausyeh Ibnu Qosim: Fasal Tayamum

Image
  فَصْلٌ فِى التَّيَمُّمِ FASAL: TAYAMUM     SYARAT TAYAMUM (Fasal) Tayammum. Membahas penyebabnya, rukun-rukunnya, hukum-hukumnya, serta faktor-faktor yang dapat membatalkannya. Tayammum merupakan kemudahan (rukhsah) mutlak, tidak peduli apakah disebabkan oleh kekurangan air atau bukan, dan dianggap sebagai salah satu keistimewaan kita. (فَصْلٌ: فِي التَّيَمُّمِ) أَيْ أَسْبَابِهِ وَأَرْكَانِهِ وَأَحْكَامِهِ وَمُبْطِلَاتِهِ، وَهُوَ رُخْصَةٌ مُطْلَقًا سَوَاءٌ كَانَ لِفَقْدِ الْمَاءِ أَوْ لَا وَمِنْ خُصُوصِيَّاتِنَا Dalam beberapa naskah, bab ini bahkan ditempatkan sebagai prioritas sebelum bab-bab sebelumnya. Mendahulukan mengusap muzah daripada tayammum dianggap lebih diutamakan, karena dengan cara ini, sejumlah tingkat kebersihan dapat dicapai, meskipun sebagian thoharoh lainnya membolehkan pelaksanaan banyak shalat, berbeda dengan tayammum yang hanya diperbolehkan untuk melaksanakan satu shalat fardhu, beber...